Investing.com - Nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dolar AS pada Senin (13/04). Rupiah bergerak turun 0,03% atau 5 poin di 15.805,5 hingga pukul 11.38 WIB menurut data Investing.com.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan kepada Tempo (JK:) Senin (13/04), pernyataan IMF bahwa Indonesia salah satu negara di Asia yang akan tahan terhadap resesi akibat pandemi Covid-19 mengakibatkan pasar kembali tertarik terhadap pasar Indonesia. Akibatnya, arus modal asing berpotensi akan kembali masuk ke pasar dalam negeri.
Selain itu, rencana pemerintah untuk menerbitkan tiga surat utang global senilai US$ 4,3 miliar atau setara Rp 68,6 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.000 per dolar AS dan dengan tenor terpanjang 50 tahun juga direspons positif oleh pasar.
Lebih lanjut Ibrahim menuturkan kepada Medcom.id, Senin, "bisa saja pada kuartal satu dan dua, rupiah akan terombang ambing di level Rp15.700 per USD kemudian kembali lagi Rp16 ribu per USD. Tapi pada kuartal tiga dan empat penguatan rupiah akan cukup tajam, karena pandemi virus korona terselesaikan."
Selain itu, ia menjelaskan penguatan rupiah ditaksir lantaran arus modal asing akan kembali masuk ke dalam negeri. Hal itu disebabkan karena suku bunga Indonesia dinilai masih cukup bersaing dibandingkan dengan negara lain.
Ia menambahkan pasar juga dibuat optimistis karena sentimen positif yang datang dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan European Central (ECB).
The Fed akan mengucurkan stimulus dengan total USD6 triliun sebagai upaya menekan perlambatan ekonomi akibat virus korona. Sebesar USD4,5 triliun sudah dikeluarkan dengan rincian USD2,2 triliun dan USD2,3 triliun. Sehingga tersisa USD1,5 triliun yang belum dikucurkan. Sementara, ECB juga tengah menggelontorkan stimulus 500 miliar euro kepada negara-negara Uni .
Adapun, pada penutupan perdagangan pekan lalu, Kamis (9/4/) lapor Bisnis.com Senin (13/04), rupiah melesat 2,28 persen. Kinerja tersebut menjadi yang terbaik di antara mata uang Asia lainnya dan menjadi kinerja harian terbaik rupiah sejak 7 Oktober 2015, yang kala itu rupiah terapresiasi 3,1 persen.
Sepanjang pekan lalu pun rupiah berhasil menguat 3,66 persen terhadap dolar AS, lagi-lagi menjadi kinerja terbaik di antara mata uang Asia lainnya. Secara year to date, rupiah telah bergerak melemah sekitar 13 persen.
Pada pekan ini Bank Indonesia akan menggelar rapat dewan gubernur periode April 2020. Mayoritas analis memprediksi Bank Indonesia akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Minggu ini juga Indonesia juga akan merilis data perdagangan periode Maret 2020. Jika data tersebut berhasil dirilis positif, maka rupiah akan mendapatkan dorongan tambahan untuk menguat lebih lanjut.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah Tipis Ditengah Harapan BI Pangkas Suku Bunga"
Post a Comment