Investing.com - Mata uang terkait komoditas turun terhadap safe haven dolar dan yen beranjak naik pada Senin (13/04). Pelemahan mata uang negara eksportir minyak seperti dolar Kanada, krona Norwegia dan peso Meksiko ini terjadi pasca tercapainya kesepakatan rekor penurunan produksi yang disepakati oleh OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya gagal menekan kekhawatiran luas terkait anjloknya permintaan global.
Diberitakan Reuters Senin (13/04) greenback menguat terhadap mata uang dan Selandia Baru, yang dipandang sebagai barometer sentimen risiko, dengan investor tetap khawatir mengenai permintaan global atas komoditas minyak itu.
Pasar keuangan masih khawatir terhadap penyebaran pandemi covid-19 akibat tindakan karantina wilayah membatasi pergerakan orang-orang di seluruh dunia hingga menyeret perekonomian global ke dalam jurang resesi yang dalam.
Mengutip data Investing.com pukul 09.24 WIB, naik 0,56% ke 10,2119 dan menguat 0,50% di 23,4455. naik 0,01% ke 1,3954, naik 0,06% ke 0,9667 dan turun 0,07% di 1,0927.
turun 0,29% di 108,15, melemah ke 68,51 dan turun 0,36% ke 65,66.
Sementara Rupiah melemah 0,03% ke level 15.805, terhadap Dolar AS.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awal Pekan Dolar AS Menguat, Yen Bergerak Naik"
Post a Comment