Investing.com - Rupiah ditutup sedikit melemah pada sesi II perdagangan Selasa (14/04) petang. Rupiah turun tipis 0,06% atau 10 poin di 15.630,0 per dolar AS menurut data Investing.com hingga pukul 14.59 WIB.
Begitu perdagangan hari ini dibuka lapor CNBC Indonesia Selasa (14/04), rupiah langsung melemah 0,19% ke Rp 15.650/US$. Maklum saja, Senin kemarin rupiah menguat 1.14%, belum lagi penguatan sepanjang pekan lalu sebesar 3,66%. Sehingga total penguatan rupiah menjadi 4,8% dalam 5 hari perdagangan (Jumat pekan lalu libur Hari Jumat Agung).
Penguatan yang cukup besar di kala mata uang utama Asia lainnya bersusah payah menghadapi tekanan dolar AS. Rupiah pun akhirnya terkoreksi, bahkan pelemahan sempat membengkak hingga 0,51% ke Rp 15.700/US$.
Namun di akhir perdagangan, rupiah berbalik menguat saat Gubernur Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur melalui video conference.
Akhirnya sebagaimana dilansir Beritasatu Selasa, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25 persen.
Pasca hasil rapat BI, nilai tukar rupiah terhadap euro menguat 0,07 persen ke Rp 17.074,32, rupiah terhadap poundsterling melemah 0,43 persen ke Rp 19.642,58, rupiah terhadap yen melemah 0,2 persen ke Rp 145,37, rupiah terhadap yuan menguat 0,39 persen ke Rp 2.220,4, rupiah terhadap dolar menguat 0,19 persen ke Rp 11.043,37.
Sementara itu Gubernur BI Perry Warjiyo juga mengungkapkan penguatan rupiah pada minggu kedua April 2020 ini terjadi karena kepanikan di pasar keuangan global sudah mereda ungkap detikfinance Selasa. Dia mengungkapkan perkembangan rupiah yang kembali menguat juga didukung oleh berlanjutnya pasokan valas dari pelaku domestik sehingga dapat terus menopang stabilitas nilai tukar rupiah.
BI memandang bahwa level nilai tukar Rupiah dewasa ini memadai untuk mendukung penyesuaian perekonomian, yang secara fundamental tercatat "undervalued", dan diperkirakan bergerak stabil dan cenderung menguat ke arah Rp15.000 per dolar AS di akhir tahun 2020.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Fluktuatif, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 4.5%"
Post a Comment