Investing.com - Dominan di zona merah sepanjang hari, akhirnya rupiah naik terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (27/04) petang. Kenaikan rupiah ini tak lepas dari katalis positif rencana pembukaan karantina wilayah negara-negara terdampak covid-19 mulai dari negeri Paman Sam hingga ke benua lantaran berkurangnya jumlah kasus virus.
Rupiah ditutup menguat 0,1% di 15.385,0 per dolar AS menurut data Investing.com sampai pukul 14.58 WIB. Dari pembukaan pasar hingga penutupan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 15.385,0 - 15.505,0.
Rupiah menghabiskan mayoritas perdagangan hari ini di zona merah, bahkan menjadi yang terburuk di Asia sejak pagi hingga siang hari menurut laporan CNBC Indonesia Senin (27/04). Tetapi di menit-menit akhir, rupiah memangkas pelemahan hingga berbalik menguat bahkan menjadi juara alias yang terbaik ketiga di Asia. Style alias gaya khas rupiah dalam mengarungi perdagangan selalu seperti itu dalam tiga hari perdagangan beruntun pekan lalu, plus hari ini. Bahkan jika melihat jauh ke belakang, pergerakan seperti itu sering kali terjadi, rupiah style!
Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung melemah 0,36% di Rp 15.405/US$. Depresiasi rupiah semakin membengkak hingga 0,52% Rp 15.430/US$. Level tersebut menjadi yang terlemah bagi rupiah hari ini, dan di sisa perdagangan terus bergerak di atas Rp 15.400/US$. Baru di 5 menit sebelum perdagangan Indonesia ditutup rupiah memangkas pelemahan hingga berbalik menguat.
Sementara kurs referensi Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.591 per dolar AS atau melemah dari Rp15.553 per dolar AS pada Jumat (24/4) berdasar laporan CNN Indonesia Senin. Rupiah menguat bersama sejumlah mata uang negara-negara kawasan Asia, seperti won 0,77 persen, dolar 0,34 persen, dan rupee India 0,28 persen.
Kemudian, yen menguat 0,26 persen, peso Filipina 0,22 persen, ringgit Malaysia 0,12 persen, dan dolar 0,01 persen. Hanya baht Thailand yang melemah 0,07 persen dan yuan minus 0,01 persen. Sedangkan seluruh mata uang utama negara maju kompak berada di zona hijau. menguat 0,89 persen, poundsterling 0,42 persen, dolar Kanada 0,34 persen, euro Eropa 0,13 persen, rubel Rusia 0,05 persen, dan franc Swiss 0,02 persen.
Analis pun buka suara terkait pergerakan mata uang awal pekan Senin. Hal tersebut terpengaruh respons positif pelaku pasar terhadap kebijakan pelonggaran penutupan akses wilayah (lockdown) di AS ungkap analis. Hal ini sejalan dengan melandainya penambahan jumlah kasus positif virus corona atau covid-19 di Negeri Paman Sam.
Kemudian, ada sentimen dari kawasan Eropa, di mana negara-negara Benua Biru yang juga mulai memberlakukan pelonggaran lockdown. Bahkan, aktivitas ekonomi mulai kembali terjadi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Menguat Dipicu Rencana Pembukaan Ekonomi Pasca Berkurangnya Kasus Infeksi"
Post a Comment