Investing.com - Sejak pagi hari rupiah melemah terhadap dolar AS hingga penutupan perdagangan Kamis (16/04) petang ini. Rupiah turun 0,58% atau 90 poin ke 15.640,0 per dolar AS mengutip data Investing.com pukul 14.52 WIB.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan kepada Kompas Kamis (16/04) pelemahan rupiah ini terjadi usai pasar merespon negatif perkataan Menteri Sri Mulyani mengungkapkan ekspektasinya mengenai kondisi ekonomi Indonesia yang memburuk sebagai dampak pandemi virus corona.
Hal ini dinilai Ibrahim bertentangan dengan Indonesia yang begitu optimis dengan fundamental ekonomi dalam negeri yang cukup tangguh, bahkan berulang-ulang memberikan informasi yang positif terhadap pasar.
Dari sisi eksternal, pasar kembali khawatir dengan anjloknya data penjualan ritel di AS yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020. Kondisi ini merupakan yang terendah dalam sejarah Negeri Paman Sam sejak 1992.
Selain itu, indeks aktivitas manufaktur di kawasan New York juga terjun bebas hingga minus 78,2 persen. Penurunan data ekonomi juga tercermin dari laporan bank sentral AS, The Federal Reserve yang menyatakan tingkat pengangguran akan naik akibat pandemi corona.
Sementara laporan CNN Indonesia menjelaskan pernyataan dari Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR secara virtual, Kamis (16/04) bahwa PT PLN (Persero) menyatakan setiap pelemahan Rp1.000 per dolar AS, beban utang perusahaan meningkat Rp9 triliun. Pasalnya, mayoritas utang perusahaan dalam denominasi valuta asing (valas).
Zulkifli mengungkapkan besarnya porsi utang valas terjadi karena kemampuan pembiayaan bank domestik terbatas. Sementara, PLN membutuhkan modal yang besar untuk membangun proyek ketenagalistrikan. Sebagai gambaran, untuk merealisasikan mega proyek 35 ribu MW, perseroan setidaknya membutuhkan Rp1.000 triliun.
Kendati demikian tambah laporan, perseroan telah berusaha memitigasi risiko pelemahan nilai tukar semaksimal mungkin dengan melibatkan bank domestik. Misalnya, dengan melakukan lindung nilai (hedging).
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah Setelah Ekonomi Indonesia Diprediksi Memburuk"
Post a Comment