Oleh Peter Nurse
Investing.com - AS melemah pada Rabu (22/04) petang seiring dibukanya bursa saham di zona hijau tetapi permintaan safe haven tampaknya akan bertambah lantaran harga minyak terus mengalami tekanan.
Pada pukul 14.52 WIB menurut data Investing.com, turun 0,19% di 100,183. Sementara menguat 0,41% ke 1,2344 dan naik 0,07% di 1,0864. melemah 0,14% di 107,61.
Di Indonesia, rupiah terpantau melemah 0,32% di 15.450,0 per dolar AS.
Bursa saham Eropa dibuka menguat pada Rabu ini. dengan Jerman naik 0,94% ke 10,346.50, di Paris naik 0,49% di 4,379.02 dan Inggris meningkat 1% di 5,697.30.
Indeks-indeks ini telah dibantu oleh tanda-tanda lanjutan normalisasi kegiatan ekonomi. Seperti, pemerintah Belanda mengumumkan rencana untuk mengurangi langkah-langkah penanggulangan covid-19, yang memungkinkan anak-anak sekolah dasar kembali bersekolah mulai tanggal 11 Mei mendatang.
Sementara masih tetap jatuh akibat tekanan jual terus berlanjut lantaran investor dan trader sepertinya putus asa berusaha menghindari penyerahan kontrak minyak mengingat kekurangan ruang penyimpanan untuk mengatasi kelebihan pasokan saat ini. Kontrak minyak juga anjlok.
Pada pukul 15.02 WIB, turun 1,04% di $11,45 per barel, sementara minyak mentah internasional anjlok 10,92% di $17,22 per barel.
"Tren bearish tentu berada di atas angin," Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone, mengatakan kepada CNBC, menambahkan hal yang sulit untuk berspekulasi terhadap dolar dalam iklim seperti ini.
Runtuhnya harga minyak dan ekspektasi pemotongan suku bunga pekan ini mendorong mata uang Rusia ke level terendah tiga minggu di 77,53 terhadap dolar sebelumnya.
Di Australia, naik 0,99% setelah merilis lonjakan rekor penjualan ritel bulan lalu, menurut data Rabu.
Perkiraan awal penjualan ritel Australia menunjukkan kenaikan 8,2% di bulan Maret dari Februari, kenaikan terkuat musiman yang pernah diterbitkan. Ini didukung oleh penjualan besar di supermarket, peritel minuman keras dan makanan khusus lainnya.
"Saya akan memperlakukan angka itu dengan hati-hati, karena seperti di tempat lain telah terjadi begitu banyak pembelian kertas toilet dan hal-hal lain," tandas ahli strategi FX Rodrigo Catril dari National yang memprediksi data itu jatuh untuk bulan April.
Turki kemungkinan akan menjadi fokus pada Rabu ini lantaran bank sentral negara tersebut akan melaksanakan pertemuan kebijakan suku bunga. Pemotongan lain diprediksi akan terjadi dan menjadi yang kedelapan dalam waktu kurang dari setahun. Mayoritas ekonom mengharapkan pengurangan 50 basis poin menjadi 9,25%.
Hasil rapat tersebut akan menunjukkan bahwa bank sentral Turki siap mengabaikan penurunan tajam lira karena tampaknya akan memacu peningkatan utang untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah covid-19.
Pasangan naik 0,05% di 6,9830.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Koreksi, Minyak Terus Hadapi Tekanan"
Post a Comment