Oleh Peter Nurse
Investing.com - Dolar AS sedikit melemah di awal perdagangan Kamis (30/04) petang jelang pertemuan Sentral Eropa (ECB). Trader harus menyeimbangkan ruang potensi bank sentral ini mengenai dampak kerusakan covid-19 terhadap perekonomian global.
Pada pukul 14.51 WIB, turun tipis 0,05% di 99,597. naik 0,03% ke 1,0876 dan turun 0,11% di 1,2450. turun 0,05% di 106,65.
Sementara rupiah ditutup melonjak 2,66% di 14.887,5 per dolar AS.
Setelah Bank of Japan pada awal pekan dan Federal Reserve Kamis, kini sorotan tertuju pada bank sentral Eropa (ECB) Kamis petang. Dewan gubernur ECB harus memutuskan apakah pembelian aset dan rencana peminjaman senilai lebih dari 1 triliun euro ($1,1 triliun) cukup membantu perusahaan domestik dan rumah tangga bertahan selama masa sulit covid-19.
Sekilas, pertemuan ECB diperkirakan tidak akan mengusung langkah-langkah kebijakan baru setelah serangkaian langkah-langkah yang diambil selama enam minggu terakhir. Tetapi pemerintah Uni Eropa telah berjuang menyepakati langkah-langkah konkret guna menopang perekonomian yang rusak di kawasan itu. Dan penurunan peringkat utang Italia oleh Fitch awal pekan ini dapat meningkatkan tekanan bagi bank sentral tersebut.
"Respons kebijakan baru tidak dapat dikesampingkan karena ECB tampaknya menjadi satu-satunya penentu dalam waktu dekat ini dan ini akan mengisyaratkan kesiapan untuk bertindak," ungkap Danske Bank dalam catatan penelitian.
Memang, "para ekonom kami mengharapkan ECB akan mengumumkan program lanjutan (pembelian obligasi) senilai 500 miliar euro sebagai penghalang terhadap peningkatan kebutuhan masalah fiskal," kata ahli strategi Goldman Sachs (NYSE:NYSE:) Michael Cahill dalam catatan.
"Tren euro jangka pendek akan tergantung pada beragam langkah-langkah yang diperkenalkan," katanya, dengan tindakan kredit yang ditargetkan cenderung mengurangi risiko domestik dan memberikan dukungan, sementara sikap "menunggu dan melihat" dari bank sentral malah bisa membebani mata uang.
ECB akan mengumumkan keputusan kebijakannya pada pukul 11.45 GMT.
Potensi tindakan lebih jelas telah digambarkan pada Kamis pagi setempat dengan rilis data terbaru menunjukkan ekonomi , yang terbesar kedua di kawasan euro, menyusut sebesar 5,8% pada kuartal pertama dan ini menjadi catatan angka terbesar sejak dimulai pada tahun 1949. Sehingga menambah potensi terjadinya resesi di Eropa seperti di era pascaperang.
Sementara di AS, Ketua Fed Jerome Powell menyatakan pasca hasil rapat kebijakan bahwa "kami akan terus menggunakan perangkat kami untuk memastikan pemulihan kuat ekonomi mungkin akan terjadi".
Untuk saat ini, katanya, kebijakan moneter diperhitungkan dengan tepat, tetapi menambahkan situasi bisa berubah.
"Mungkin hal itu terkait kasus ekonomi akan membutuhkan banyak dukungan dari kita semua jika pemulihan ingin menjadi kuat," kata Powell.
Dan banyak dukungan mungkin diperlukan dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi terbaru.
Produk domestik bruto AS turun 4,8% pada kuartal pertama, penurunan ekonomi terburuk sejak 2008. Angka itu melampaui perkiraan ekonom untuk penurunan produksi 4% dan kuartal kedua kemungkinan akan jauh lebih buruk.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Melemah Tipis di Aesi Eropa, Pasar Kini Fokus ke ECB"
Post a Comment