Investing.com - Rupiah terus beranjak melemah lawan dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Kamis (25/06) petang. Tren pelemahan rupiah ini sepertinya dipengaruhi laju pertambahan kasus global covid-19 dan sebaliknya pound bergerak menguat meski ada rencana Amerika Serikat mengenakan tarif atas produk Uni .
Menurut data Investing.com, rupiah ditutup turun 0,32% di 14.175,0 per dolar AS sampai pukul 14.58 WIB. Adapun kurs referensi Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.231 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi kemarin yakni Rp14.160 per dolar AS mengutip laporan CNN Indonesia Kamis (25/06) petang.
Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Asia sore ini terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen melemah 0,17 persen, dolar Taiwan melemah 0,24 persen, won melemah 0,41 persen, peso Filipina melemah 0,06 persen, yuan melemah 0,28 persen, ringgit Malaysia melemah 0,16 persen, dan baht Thailand melemah 0,04 persen.
Hanya dolar dan rupee India yang menanjak masing-masing 0,11 persen dan 0,08 persen, sementara dolar masih bergerak stagnan.
Analis menilai pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen negatif pelaku pasar akibat perkembangan penyebaran virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 24 Juni adalah 9.129.146 orang. Bertambah 135.212 orang dibandingkan hari sebelumnya, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada 23 Juni yang sebanyak 133.328 orang.
Kali ini kabar dari pasar mata uang di , pound bergerak menguat terhadap dolar AS dan euro meski ada kekhawatiran baru bakal diberlakukannya lagi tindakan pembatasan akibat meningkatnya kasus global covid-19.
Sementara Poundsterling naik 0,13% ke 1,2434 dan turun 0,31% di 0,9028 menurut data Investing.com sampai pukul 16.49 WIB.
Mengutip laporan Poundsterlinglive.com Kamis (25/06) petang, kasus-kasus covid-19 mengalami lonjakan di wilayah Texas, Florida, Arizona dan California. Pada Rabu, Florida melaporkan 109.000 kasus covid-19, naik 5,3% dari hari sebelumnya, dibandingkan dengan peningkatan rata-rata 3,7% dalam tujuh hari sebelumnya.
Jumlah pasien rawat inap di AS bertambah 256 orang, atau 1,9%, menjadi 13.574, kenaikan satu hari terbesar dalam sebulan.
Selain itu juga ada pengumuman rencana Amerika Serikat akan memberlakukan tarif impor baru untuk produk-produk asal Uni Eropa.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Turun, Pound Naik Meski Kasus Covid-19 Bertambah"
Post a Comment