Investing.com - Mata uang safe haven dolar AS dan yen melemah pada Selasa (30/06) pagi dan sebaliknya poundsterling beranjak menguat setelah Perdana Menteri Boris Johnson menjanjikan tambahan anggaran belanja.
Menambah sentimen optimisme mata uang berisiko yakni data ekonomi penjualan rumah lama di Amerika Serikat sebagaimana dilansir Reuters Selasa (30/060 pagi. Data ini menunjukkan aktivitas pasar perumahan di AS pulih dengan cepat pada bulan Mei setelah jatuh akibat terdampak pandemi covid-19.
Penjualan rumah lama, berdasarkan kontrak yang ditandatangani bulan lalu, melonjak 44,3%, dibandingkan dengan perkiraan ekonom untuk kenaikan 18,9%.
Pada pukul 09.20 WIB, turun 0,09% ke 97,415 menurut data Investing.com. Euro naik 0,05% di 1,1246 dan Poundsterling meningkat 0,11% ke 1,2309.
Rupiah bergerak menguat 0,53% di 14.170,0 terhadap dolar AS hingga pukul 09.15 WIB
Adapun Yen naik 0,14% di 107,72 dan menguat 0,23% ke 0,6880 pukul 09.24 WIB.
Pound sempat turun ke level terendah satu bulan di $1,2252 pada Senin kemarin di tengah kekhawatiran tentang bagaimana pemerintah Inggris akan membayar rencana program infrastruktur setelah Perdana Menteri Johnson berjanji untuk meningkatkan pengeluaran.
Epidemi covid-19 menunjukkan sedikit tanda perlambatan pasca Arizona memerintahkan penutupan bar dan gym, bergabung dengan negara-negara bagian lainnya seperti Florida dan Texas untuk membatalkan pembukaan kembali wilayahnya.
Los Angeles juga mencatat lonjakan harian infeksi virus yang “mengkhawatirkan”.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar dan Yen Melemah, Pound Naik Pasca PM Inggris Janji Tambah Anggaran Belanja"
Post a Comment