Investing.com - Rupiah bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada awal pekan Senin (22/06) pagi. Pelemahan rupiah memang sudah diprediksi setelah bank sentral Indonesia memangkas suku bunga acuannya meski dolar AS mengalami pelemahan pagi di tengah lonjakan kasus covid-19 di berbagai belahan dunia.
Sampai pukul 11.20 WIB, rupiah turun 0,48% ke 14.167,5 menurut data Investing.com. Mengutip Kontan Senin (22/06), rupiah pagi hari ini melemah 0,51% dari penutupan akhir pekan lalu di level Rp 14.078 per dolar AS.
Pergerakan rupiah hari ini memang diramal cenderung bakal melemah. Untuk itu, sentimen domestik diyakini masih akan mendominasi potensi pelemahan pekan depan.
Analis menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sekaligus bentuk respon atas keputusan Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuannya ke level 4,25% pada pertengahan Juni 2020.
Apalagi, Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan bahwa ke depan bank sentral masih memiliki ruang untuk kembali memangkas suku bunga acuan. Untuk waktunya, tergantung pada kondisi global dan memastikan bahwa stabilitas rupiah tetap terjaga.
Sementara itu, dolar AS melemah pada Senin (22/06) pagi meski investor kemungkinan akan menghadapi tindakan pembatasan baru akibat melonjaknya kasus covid-19 selama akhir pekan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada sebanyak 183.020 kasus global pada hari Minggu (21/06) menambah kekhawatiran atas gelombang kedua kasus covid-19 dan kembalinya tindakan pembatasan untuk mengendalikan kenaikan jumlah kasus virus.
Jumlah kasus global nyaris mencapai angka 9 juta, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.
turun 0,12% ke 97,460 menurut data Investor pukul 11.49 WIB. Investor awalnya beralih ke aset safe haven karena minat risiko menurun sebelum akhir bergerak melemah.
Pasangan naik 0,04% di 106,92.
Pasangan menguat 0,59% ke 0,6873 sampai pukul 11.52 WIB dan pasangan naik 0,44% di 0,6433. Negara bagian terbesar kedua di , Victoria, memberlakukan kembali beberapa pembatasan karena lonjakan terjadi kasus selama akhir pekan.
Sementara itu, bank sentral Selandia Baru akan mengumumkan penetapan suku bunga acuan terbaru pada hari Rabu. Bank sentral ini diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 0,25%, tetapi investor akan mengamati peluang suku bunga negatif di masa depan, serta pengumuman kebijakannya.
Pasangan naik 0,09% di 7,0774 hingga pukul 11.50 WIB. mengatakan pada hari sebelumnya bahwa akan menjaga tingkat suku bunga pinjaman stabil.
Pasangan naik 0,25% ke 1,2386.
Beberapa investor memperkirakan sentimen akan merugikan aset risiko untuk seminggu ini.
"Tidak akan butuh banyak bagi pasar untuk melihat ini sebagai penghambat likuiditas ... dan ketika kita menggabungkannya dengan meningkatnya kekhawatiran seputar krisis terbaru covid-19 maka hal itu dapat menjaga aset risiko tetap melemah untuk minggu ini," Chris Weston, kepala tim riset di Pepperstone, kepada CNBC.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah & Dolar AS Turun, WHO Catat Rekor Harian Kasus Covid-19"
Post a Comment