Search

Rupiah Menguat, Dolar AS Masih Turun Pasca Keputusan The Fed

Investing.com - Rupiah berakhir menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Selasa (16/06) petang. Pasca pengumuman pembelian obligasi korporasi dari the Fed, rupiah dan mata uang lainnya beranjak naik lawan dolar AS hingga sore ini.

Rupiah ditutup naik 0,18% di 14.090,0 menurut data Investing.com sampai pukul 14.59 WIB. Saat pembukaan perdagangan seperti dilansir CNBC Indonesia Selasa (16/06), rupiah melemah 0,21% ke Rp 14.080/US$. Tetapi tidak lama, rupiah langsung berbalik menguat hingga 0,28% ke Rp 0,28% ke Rp 14.010/US$. Penguatan rupiah terpangkas dan mengakhiri perdagangan di level Rp 14.020/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Dengan penguatan tersebut rupiah menjadi juara alias mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Bahkan, hingga pukul 15:03 WIB, selain rupiah hanya 3 mata uang yang menguat melawan dolar AS hari ini.

Sentimen pelaku pasar yang membaik, yang tercermin dari penguatan bursa saham, membuat rupiah kembali perkasa. Penguatan bursa terjadi setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Senin tengah malam waktu Indonesia mengumumkan mulai hari ini akan membeli obligasi perusahaan di pasar sekunder melalui program Secondary Market Corporate Credit Facility (SMCCF).

Program tersebut sudah diumumkan pada 23 Maret lalu, dan merupakan salah satu dari beberapa fasilitas yang dikeluarkan The Fed guna meredam dampak pandemi penyakit virus corona (Covid-19) ke perekonomian.

Saat sentimen pelaku pasar membaik, maka aliran modal akan masuk ke negara-negara emerging market. Capital inflow terlihat di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 3,7 basis poin (bps) menjadi 7,202%.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Saat harga naik, artinya permintaan sedang tinggi dan menjadi indikasi aliran modal masuk ke pasar obligasi yang menopang penguatan rupiah.

Sementara itu dolar AS masih turun dan sebaliknya mata uang berisiko menguat pada Selasa (16/06) petang ini kala Federal Reserve AS bersiap memulai skema pembelian obligasi korporasi, sementara laporan menyebut ada kemungkinan suntikan stimulus fiskal yang lebih besar sehingga turut menopang sentimen investor.

Menurut laporan yang dilansir Reuters Selasa (16/06) petang, the Fed mengatakan akan mulai membeli obligasi perusahaan pada Selasa (16/060 sebagai bagian dari skema stimulus yang sudah diumumkan, dan meluncurkan “Main Street Lending Program” untuk membantu dunia usaha di Amerika Serikat.

Sentimen investor semakin optimis setelah laporan Bloomberg News menyatakan bahwa pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan pembiayaan program infrastruktur nyaris $1 triliun untuk merangsang perekonomian, mengutip berbagai sumber-sumber.

Pukul 16.45 WIB, indeks dolar AS turun 0,1% di 96,550. naik 0,04% ke 1,1326 dan naik 0,34% di 1,2645. naik 0,19% di 0,6931 menurut data Investing.com.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah Menguat, Dolar AS Masih Turun Pasca Keputusan The Fed"

Post a Comment

Powered by Blogger.