Search

Rupiah Menguat Awal Pekan, Dolar AS Malah Turun

© Reuters.  © Reuters.

Investing.com - Rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS pada perdagangan awal pekan Senin (15/06) pagi. Kendati awal pekan ini rupiah naik, namun pasar memprediksi pergerakannya akan fluktuatif pekan ini seiring meningkatnya kekhawatiran covid-19 gelombang kedua di Beijing dan Amerika Serikat.

Rupiah menguat 0,14% ke 14.105,0 per dolar AS sampai pukul 10.42 WIB menurut data Investing.com. Mengutip Liputan6 dari Bloomberg, Senin (15/6/2020), rupiah dibuka di angka 14.059 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.133 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah berada di 14.090 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.052 per dolar AS hingga 13.090 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,62 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.228 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.257 per dolar AS.

Analis menilai pergerakan rupiah masih akan cukup fluktuatif pada pekan ini. Mata uang garuda masih bisa tertekan seiring masih tingginya ketidakpastian global.

Sementara itu dolar Amerika Serikat turun pada Senin (15/06) pagi di Asia, dengan dan melemah di tengah memuncaknya kekhawatiran gelombang kedua covid-19.

mencatat kasus baru covid-19 terkait pasar Xinfadi di Beijing selama akhir pekan. Cina melaporkan 57 kasus pada 13 Juni.

juga melaporkan 47 kasus baru di Tokyo dan 27 kasus ditelusuri berkaitan dengan klub malam dan bar yang baru dibuka kembali saat pembukaan terakhir kota itu.

turun 0,27% di 97,070 mengutip data Investing.com pukul 11.50 WIB.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell diperkirakan akan  kembali menegaskan gambaran suram ekonomi AS dalam laporan kebijakan semi tahunan kepada Kongres AS pekan ini.

Pasangan turun 0,27% di 107,06 pukul 11.51 WIB sebelum pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) berakhir Selasa.

Bank sentral Jepang diharapkan tidak akan mengumumkan perubahan besar apa pun.

Pada pukul 11.53 WIB, turun 0,60% di 0,6821 dan pasangan melemah 0,47% ke 0,6415. Kedua mata uang berisiko ini menjadi mata uang dengan pelemahan terbesar akibat meningkatnya kekhawatiran gelombang kedua covid-19 karena hubungan dekat kedua negara dengan ekonomi Cina serta komoditas global.

"Ada pembicaraan bahwa dana lindung nilai dan spekulan jangka pendek lainnya masuk ke pasar lebih awal untuk menjual dolar karena infeksi baru di Beijing ... mudah-mudahan ini tidak akan menjadi wabah besar, dan langkah penurunan ini tidak akan bertahan lama,” Yukio Ishizuki, ahli strategi valuta asing di Daiwa Securities, mengatakan kepada Reuters.

Pasangan naik 0,08% di 7,0865 bahkan setelah rilis data produksi industri dan penjualan ritel Cina untuk bulan Mei jauh dari perkiraan investor.

naik 4,4% tahun ke tahun dan turun 2,8% tahun ke tahun.

Pasangan turun 0,20% di 1,2516 pukul 11.57 WIB menjelang keputusan kebijakan Bank of England (BOE) pada hari Kamis. 

Bank sentral diperkirakan akan meningkatkan program pelonggaran kuantitatif sekitar GBP 100 miliar ($125,306 miliar), dengan beberapa perkiraan memperkirakan peningkatan yang lebih besar lagi seiring pemulihan perlahan ekonomi Inggris dari dampak covid-19.

GBP juga menderita melemah setelah Inggris dilaporkan tidak akan memperpanjang batas waktu perundingan perdagangan dengan Uni setelah akhir tahun 2020 ini, di tengah kekhawatiran ekonomi Inggris bisa jatuh ke dalam kekacauan jika kesepakatan tidak tercapai.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah Menguat Awal Pekan, Dolar AS Malah Turun"

Post a Comment

Powered by Blogger.