Search

Rupiah dan Pound Melemah, The Fed: Ekonomi AS Berkontraksi 6,5% Tahun Ini

Investing.com - Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Kamis (11/06) petang. Pelemahan rupiah ini juga sejalan dengan mata uang pound pasca the Fed menahan suku bunga acuannya tidak berubah di kisaran 0 - 0,25% dan memproyeksi ekonomi berkontraksi 6,5% tahun ini sehingga mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti dolar AS.

Mengutip data Investing.com, rupiah ditutup melemah 0,25% di 14.015,0 hingga pukul 14.56 WIB. Seperti diwartakan CNBC Indonesia Kamis (11/06), rupiah mulai menguat hingga di bawah Rp 14.000/US$ sejak Jumat pekan lalu (5/6/2020). Namun memasuki pekan ini rupiah cenderung mengalami pelemahan. Maklum rupiah sudah terlalu perkasa. 

Sejak mencatatkan rekor terendah penutupan pada 23 Maret lalu di Rp 16.550/US$, hingga hari ini rupiah sudah menguat 15,7%. Meski belum sekuat di awal tahun, rupiah setidaknya masih di bawah Rp 14.000/US$.

Dalam setiap konferensi pers kepada media Gubernur Indonesia (BI) selalu mengatakan rupiah masih kemurahan (undervalued) dan akan terus menguat.

Tingkat inflasi yang rendah dan terjaga di kisaran target, selisih suku bunga dan yield obligasi pemerintah, kecemasan global yang mereda tercermin dari menurunnya premi risiko credit default swap (CDS) serta membaiknya defisit transaksi berjalan menjadi alasan utama mengapa BI yakin rupiah masih tergolong diobral 'murah' di pasar.

Di sisi lain BI juga hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar melalui strategi triple intervention di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNF) dan pembelian SBN di pasar sekunder.

Namun kabar kurang mengenakkan yang datang dari barat (Paman Sam) yakni bank sentral AS menjadi sentimen negatif yang juga turut mempengaruhi pasar keuangan Tanah Air.

Semalam bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) sesuai dengan perkiraan pelaku pasar menahan suku bunga acuan di kisaran 0 - 0,25%. The Fed memperkirakan ekonomi AS akan mengalami kontraksi sebesar -6,5% di tahun ini.

Sementara dari , pound akhirnya harus terus melemah terhadap dolar AS dan euro pada Kamis (11/06) petang ini setelah bank sentral Amerika Serikat, the Fed, mempertahankan nada negatif ekonomi yang tidak diragukan lagi melansir laporan Poundsterlinglive.com Kamis (11/06) petang.

Sampai pukul 17.05 WIB, turun 0,40% di 1,2694 dan naik 0,57% ke 0,8969.

Investor cukup lega mendengar bahwa Fed akan mempertahankan sikap kebijakan yang sangat mendukung ekonomi di masa mendatang untuk mendorong pemulihan tetap berjalan.

Disklaimer: Fusion Media would like to remind you that the data contained in this website is not necessarily real-time nor accurate. All CFDs (stocks, indexes, futures) and Forex prices are not provided by exchanges but rather by market makers, and so prices may not be accurate and may differ from the actual market price, meaning prices are indicative and not appropriate for trading purposes. Therefore Fusion Media doesn`t bear any responsibility for any trading losses you might incur as a result of using this data.

Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah dan Pound Melemah, The Fed: Ekonomi AS Berkontraksi 6,5% Tahun Ini"

Post a Comment

Powered by Blogger.