Investing.com - Pergerakan rupiah masih terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis (11/06) pagi setelah Fed menyatakan tidak mengubah tingkat suku bunganya pada rapat kebijakan moneter yang berakhir Kamis dini hari tadi.
Rupiah melemah 0,25% di 14.015,0 per dolar AS menurut data Investing.com hingga pukul 11.15 WIB. Terhadap mata uang tetangga, rupiah juga melemah 0,34% di 10.093,99 lawan dolar pukul 11.51 WIB.
Awalnya pada Kamis (11/6/2020) pukul 10:27 WIB mengutip CNBC Indonesia, SG$ 1 dihargai Rp 10.009,38. Rupiah menguat 0,5% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah melemah nyaris 1% di hadapan mata uang Negeri Singa. Sejauh ini rupiah berhasil membalas dendam.
Sejumlah rilis data ekonomi terbaru di Singapura memang mengecewakan. Pada April 2020, penjualan ritel anjlok 40,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelummya (year-on-year/YoY). Penjualan ritel terus turun selama 15 bulan beruntun dan pada April adalah penurunan paling dalam sepanjang sejarah.
Kelesuan konsumsi rumah tangga juga tercermin dalam laju inflasi. Pada April, Singapura membukukan deflasi -0,7% YoY. Ini menjadi deflasi pertama sejak Oktober 2016.
Kemudian pada April, inflasi di tingkat produsen Singapura juga mencatat deflasi -15,5% YoY. Lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar -9,3% YoY dan menjadi yang terdalam sejak September 2015.
Berbagai data tersebut menunjukkan bahwa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) benar-benar menghantam perekonomian Singapura dengan sangat keras.
Sementara pada pukul 09.43 WIB lapor Medcom.id Kamis (11/06) pagi, rupiah menguat 57 poin atau 0,41 persen menjadi Rp13.923 per USD dari sebelumnya Rp13.980 per USD.
Pergerakan itu terjadi menurut analis setelah hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan suku bunga acuan The Fed tetap pada level 0,25 persen.
The Fed juga menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga dan tetap mendukung pembelian obligasi hingga 2022. Pernyataan tersebut mengindikasikan ekonomi AS masih akan melemah dalam waktu yang cukup lama.
Tapi di sisi lain, lanjut analis, pernyataan The Fed itu menyiratkan ekonomi global tidak akan pulih seperti sebelum wabah dalam waktu dekat.
Selain itu pasar mewaspadai gelombang kedua di negara yang sudah membuka ekonominya di tengah pandemi.
Di Indonesia, kasus positif covid-19 malah semakin naik, yang berpotensi memperketat kembali aktivitas ekonomi.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fed Tahan Suku Bunga, Rupiah Turun Lawan Dolar Singapura dan Dolar AS"
Post a Comment