Investing.com - Euro kembali alami koreksi pada Jumat (05/06) pagi setelah Sentral (ECB) memperluas stimulusnya lebih dari yang diharapkan guna menopang perekonomian yang menghadapi resesi terburuk sejak Perang Dunia Kedua.
Menurut data Investing.com, turun tipis 0,04% di 1,1332 pukul 10.01 WIB setelah Kamis (04/06) kemarin ditutup menguat 0,92% di 1,1338. Untuk sepekan pasangan ini telah menguat 2,11%.
Sebagaimana dilaporkan Reuters Jumat (05/06) pagi, ECB meningkatkan skema pembelian obligasi darurat senilai 600 miliar euro, ini lebih dari 500 miliar yang diperkirakan pasar, menjadi 1,35 triliun dan memperpanjang skema tersebut hingga pertengahan 2021.
Kepercayaan investor pada mata uang ini juga telah tumbuh setelah bulan lalu mendukung gagasan dana pemulihan Uni Eropa, lepas dari tradisi lama menolak langkah-langkah menuju integrasi fiskal dalam blok mata uang tersebut.
Hingga pukul 10.10 WIB, naik tipis 0,01% di 0,9000 dan stabil di 123,71. naik 0,12% ke 96,773.
Sementara rupiah menguat 1,06% di 13.945,0 terhadap dolar AS sampai pukul 10.09 WIB.
Pertama kalinya sejak pertengahan Maret, laporan mingguan klaim pengangguran AS menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan turun di bawah angka 2 juta minggu lalu.
Data ketenagakerjaan resmi AS bakal dirilis Jumat ini dan diperkirakan akan menunjukkan gaji pekerja nonpertanian turun 8 juta pada Mei setelah mencatat rekor penurunan sebanyak 20,537 juta pada April.
Tingkat pengangguran diperkirakan meningkat menjadi 19,8%, rekor jumlah pasca Perang Dunia II, dari 14,7% pada bulan April.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Euro Melemah Pasca Keputusan ECB, Dolar AS Naik Jelang Rilis Data Tenaga Kerja"
Post a Comment