Oleh Peter Nurse
Investing.com - Dolar AS masih terus melemah pada Selasa (07/04) seiring meningkatnya sentimen risiko didorong oleh bukti lanjutan bahwa virus telah mencapai puncaknya di beberapa negara dan juga di Amerika Serikat.
Pada pukul 15.21 WIB menurut data Investing.com, kian melemah 0,61% ke 100,140. Sementara turun 0,56% ke 1,4030, menguat 1,64% di 0,6186 dan 1,13% ke 0,5997. Sedangkan turun 0,28% ke 108,90 dan menguat 0,72% di 1,0869.
naik 0,87% ke 1,2336 bahkan meski sebelumnya Perdana Menteri Boris Johnson dipindahkan ke ruang perawatan intensif (ICU) karena gejala covid-19 yang dialaminya memburuk.
Jumlah kematian harian akibat covid-19 di Spanyol turun pada hari Senin selama hari keempat menjadi 637 orang, angka terendah sejak 24 Maret. Sementara itu Italia melaporkan 525 orang meninggal dunia pada hari Minggu, angka kematian paling sedikit sejak 19 Maret (kendati tercatat juga ada yang meninggal pada hari Senin). Di New York, kota pusat penyebaran wabah virus di AS, Gubernur Andrew Cuomo pada Senin mengatakan bahwa tingkat kematian negara bagian ini telah "efektif mendatar selama dua hari terakhir."
Mata uang euro akan menjadi fokus pasar hari ini lantaran menteri keuangan kawasan tersebut melakukan rapat telekonferensi untuk membahas strategi guna mendanai respons kebijakan kawasan terhadap virus. Berbagai ide dan skema yang muncul akan menjadi sorotan, tetapi keinginan Spanyol dan Italia untuk menerbitkan bersama 'obligasi corona' dan juga dijamin kemungkinan akan ditolak oleh , Belanda dan negara anggota lainnya.
Harga minyak telah menjadi faktor lain yang memengaruhi kekuatan dolar.
"USD dan minyak berkorelasi semakin tidak merata dengan produksi minyak AS yang sekarang menjadi kecenderungan utama nilai tukar USD," kata Danske , dalam catatan penelitian.
Mengenai pertemuan para negara produsen minyak mentah utama Kamis ini untuk membahas pengurangan pasokan, “kami pikir risiko condong ke arah kekecewaan dan ekspektasi tetap di bawah USD40 per barel. Ini bisa memicu USD/JPY bergerak kembali menuju 106 dalam waktu dekat,” lanjut Danske.
Lebih lanjut, "kami umumnya juga merasa masih terlalu awal bagi mata uang komoditas untuk mengalami pemulihan yang kuat, bahkan jika tetap menjadi pengecualian utamanya karena dukungan fiskal," tambah Danske.
Pada pukul 15.39 WIB, turun 1,49% di 10,2733, sementara harga Brent naik 0,85% ke $33,33 per barel.
Dolar AS juga melemah terhadap mayoritas mata uang negara pasar berkembang, dengan turun 0,47% ke 7,0572. Sementara turun 1,25% ke 16,175.0 hingga pukul 14.58 WIB.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Kian Melemah Dipicu Peningkatan Sentimen Risiko"
Post a Comment