Oleh Arry Raymond
Investing.com - Nilai Rupiah dalam sepekan ini terus menguat terhadap Dolar Amerika Serikat dan sampai Jumat (05/06) petang tercatat sudah turun ke level 13.835, dan diprediksi pada pekan depan tren penguatan masih terus berlanjut.
Menanggapi nilai tukar Rupiah yang terus menguat, Gubernur Indonesia Perry Warjiyo dalam media briefing Jumat menyatakan penguatan rupiah saat ini masih terlalu murah alias undervalued. Oleh karena itu, rupiah masih punya ruang untuk menguat lagi.
Menurut Perry ada empat faktor yang mendukung penguatan Rupiah saat ini. Pertama inflasi domestik yang rendah dan prediksi BI untuk bulan Juni sebesar 0,4% month-to-month, kedua defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal I-2020 sebesar 1.4% dari PDB, ketiga perbedaan suku bunga (interest rate differential) antara Indonesia dengan negara-negara lain masih tinggi dan keempat turunnya premi risiko yang terlihat dari instrumen Credit Default Swap (CDS) yang saat ini CDS Indonesia di kisaran 126 basis poin (bps) turun dari bulan Maret silam ketika itu sempat menyentuh level 245 bps.
Selain itu, Perry juga menyampaikan semakin derasnya aliran modal asing ke Indonesia sebagai akibat dari tingginya keyakinan investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia, dan disisi lain mendorong nilai tukar Rupiah terus menguat sehingga kebutuhan BI untuk melakukan intervensi berkurang.
"Inflow ke SBN sebesar Rp 2,97 triliun di pekan kedua Mei, kemudian pekan ketiga Rp 6,15 triliun dan pekan keempat Rp 2,54 triliun. Sedangkan di awal Juni 2020 Rp 7,01 triliun," ungkap Perry.
Pekan depan Rupiah diprediksi akan melanjutkan tren penguatan, yang menurut Perry akan kembali ke level sebelum pandemi covid-19 dikisaran Rp 13.600-Rp 13.800/US$.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akhir Pekan Rupiah Ditutup di 13.835, Pekan Depan Tren Penguatan Masih Berlanjut"
Post a Comment