Investing.com - Dolar Amerika Serikat stabil pada Jumat (14/08) ditengah sentimen risiko muncul dari rilis data ekonomi Cina yang lesu memperlambat aksi jual mata uang AS.
Dilansir dari Reuters Jumat (14/08), penjualan ritel Cina tak diduga terus turun hingga bulan ketujuh pada Juli dan produksi industri diumumkan tak sesuai estimasi. Kedua data ini mengindikasikan pemulihan ekonomi negeri tirai bambu masih terhambat.
Sampai pukul 19.04 WIB, indeks dolar AS turun tipis 0,08% di 93,243 menurut data Investing.com. melemah 0,14% di 0,6536 dan rupiah ditutup melemah 0,65% di 14.795,0.
menjadi sorotan lantaran negara tersebut menghadapi ancaman peningkatan jumlah kasus positif covid-19 dan setelah bank sentral minggu ini memberi isyarat untuk meningkatkan pembelian obligasi serta kembali mengindikasi prospek suku bunga negatif.
Selandia Baru mencatat ada 29 kasus baru positif virus setelah pemerintah sebelumnya menyatakan negara bebas virus. Munculnya kasus baru itu mendorong tindakan pembatasan negara bagian Auckland.
Di , negeri ginseng melaporkan lonjakan kasus baru harian tertinggi sejak bulan Maret.
Reserve of New Zealand (RBNZ) memicu penguatan nilai obligasi minggu ini dengan berjanji untuk memperpanjang pembelian sendiri dan minggu depan juga akan melanjutkan langkah ini
Tetapi saat RBNZ berbicara tentang suku bunga di bawah nol, Gubernur Reserve Bank of Philip Lowe menegaskan pada hari Jumat bahwa dukungan fiskal sangat dibutuhkan saat ini.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Melemah Ditengah Sentimen Risiko Ekonomi Cina"
Post a Comment