Investing.com - bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat hingga penutupan perdagangan awal pekan ini Senin (31/08). Penguatan rupiah melawan mata uang AS ini tidak terlepas dari sentimen proyeksi kebijakan suku bunga rendah the Fed pekan lalu pasca rilis data ekonomi cukup positif di Cina.
Rupiah ditutup naik 0,36% atau 52,5 poin ke 14.562,5 menurut data Investing.com hingga pukul 14.58 WIB. Mengutip Vibiznews Senin (31/08), untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 14.505, kemudian bergerak lemah ke Rp14.567, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 14.562.
Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar merangkak naik di pasar uang setelah merosot sebelumnya; namun akan membukukan loss bulanan terpanjangnya sejak 2017 dengan terakhir tertekan oleh prospek suku bunga rendah jangka panjang dari the Fed.
Lebih lanjut indeks dolar AS masih bergerak melemah tipis pada Senin (31/08) petang setelah rilis data ekonomi di Cina pagi ini.
Indeks dolar AS turun tipis 0,04% ke 92,343 menurut data Investing.com pukul 16.15 WIB. naik tipis 0,05% di 1,1909 dan menguat 0,28% di 1,3312. kian naik 0,45% di 105,82.
Indeks manajer pembelian resmi Cina naik menjadi 54,5 pada bulan Agustus dari 54,1 pada Juli. Sebaliknya, PMI manufaktur sedikit turun menjadi 51,1.
Iris Pang, kepala ekonom ING untuk kawasan Cina, mengatakan dalam catatan riset bahwa angka-angka tersebut menunjukkan Cina semakin mengandalkan faktor domestik untuk mendorong pertumbuhan. Hal tersebut mungkin terjadi karena keberhasilan negeri tirai bambu ini dalam mengendalikan virus corona.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS Dipicu Sentimen Fed & Data Ekonomi Cina"
Post a Comment