Investing.com - bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Rabu (18/11) petang. Pergerakan mata uang garuda dan euro ini terjadi meski ada optimisme perkembangan vaksin covid-19.
Rupiah berakhir turun 0,29% di 14.070,0 per dolar AS hingga pukul 14.58 WIB menurut data Investing.com. Mengutip Vibiznews Rabu (18/11), untuk hari ini perdagangan rupiah vs dolar dibuka stabil ke Rp 14.055, kemudian bergerak terkoreksi ke Rp14.097, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 14.070.
Melemahnya rupiah terjadi sementara dolar bergerak merosot di pasar uang setelah terkoreksi 4 hari; tertekan kembalinya restriksi ekonomi di AS dan Eropa yang meredam harapan dari perkembangan vaksin.
Analis Vibiz Research Center melihat dolar AS terhadap rupiah hari ini menguat, dengan dolar di pasar Eropa menurun. Rupiah terhadap dolar seminggu ini terlihat akan berada dalam rentang antara Rp 13.992 – Rp 14.440.
Sedangkan euro menguat tipis terhadap dolar AS pada Rabu (18/11) malam. Pergerakan euro tersebut terjadi dengan investor mempertimbangkan optimisme perkembangan vaksin dan lonjakan kasus covid-19 bersama dengan pengetatan tindakan pembatasan.
naik 0,06% ke 1,1868 menurut data Investing.com pukul 19.28 WIB.
Dilansir dari Currencylive.com Rabu (18/11), jumlah kasus covid-19 di Prancis mencapai rekor 2 juta orang.
Presiden Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan bahwa berita vaksin tidak akan membuat ECB merevisi perkiraan ekonomi ke depan. Bank sentral tersebut diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneter ketika melaksanakan pertemuan pada bulan Desember.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Melemah Euro Naik, ECB Diprediksi Lanjutkan Pelonggaran"
Post a Comment