Search

Dolar AS Masih Melemah, ECB Beri Sinyal Lanjutkan Pelonggaran

© Reuters.  © Reuters.

Oleh Peter Nurse

Investing.com - Amerika Serikat sedikit bergerak melemah pada Kamis (12/11) petang meski trader ada yang beralih ke mata uang berisiko seperti euro untuk menyesuaikan kembali ekspektasi terhadap perkembangan potensi vaksin covid-19.

Pada pukul 15.09 WIB, indeks dolar AS turun tipis 0,04% di 92,987 menurut data Investing.com. naik tipis 0,08% ke 1,1787 dan melemah 0,26% di 1,3186. turun 0,12% di 105,29.

Adapun rupiah kian melemah 0,71% ke 14.170,0 per dolar AS hingga pukul 14.58 WIB.

Pengumuman Pfizer terkait hasil uji coba positif untuk calon vaksinnya yang sedang dikembangkan bersama BioNTech awal pekan ini memberi tekanan bagi dolar AS jatuh ke level terendah 10 minggu atau turun lebih dari 10% dari puncaknya pada bulan Maret. Namun, antusiasme sejak saat itu mulai memudar dan dolar telah pulih hampir 1% karena trader kembali menyesuaikan posisinya.

Pergerakan euro terjadi setelah Presiden Sentral (ECB) Christine Lagarde mengingatkan bahwa Eropa masih dapat mengalami peningkatan jumlah kasus virus serta tindakan pembatasan yang lebih ketat dan ini mengisyaratkan kebijakan pelonggaran lanjutan dalam waktu dekat.

"Kala semua opsi terbuka, program pembelian darurat pandemi dan operasi pembiayaan kembali jangka panjang yang ditargetkan telah membuktikan keefektifannya," kata Gubernur ECB Christine Lagarde di forum bank sentral dan ECB di Frankfurt pada hari Rabu. “Hal itu tetap menjadi alat utama untuk menyesuaikan kebijakan moneter kami."

Pernyataan itu dianggap mengindikasikan bahwa ECB tidak akan memangkas suku bunga lebih lanjut.

Sementara, pelemahan poundsterling muncul setelah rilis data pertumbuhan terbaru. Data tersebut menunjukkan ekonomi Inggris tumbuh lebih lambat dari harapan sebesar 1,1% pada bulan September dari Agustus, bahkan sebelum pemberlakukan tindakan pembatasan terbaru dunia usaha di wilayah itu.

Pada periode Juli-September, tumbuh dengan mencatatkan rekor sebesar 15,5% dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, pemulihan yang kuat namun masih belum cukup untuk menutupi kejatuhan sebesar 19,8% pada kuartal II ketika negara itu menjalani pembatasan pandemi covid-19 pertama.

"Kami memperkirakan penurunan 6-7% untuk PDB Inggris hingga November, membuat pemulihan kembali yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi 'berita basi' di kuartal III," kata analis ING dalam catatan riset.

Selain itu, beranjak naik 0,54% ke 7,8390 menurut data Investing.com pukul 15.22 WIB setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu berkomitmen untuk menahan inflasi sambil menempatkan jalur pertumbuhan ekonomi Turki tetap berkelanjutan.

Pernyataan itu muncul setelah ia mencopot kepala bank sentral dan menantunya yang dipandang sebagai raja ekonomi dalam beberapa hari terakhir ini.

Disklaimer: Fusion Media would like to remind you that the data contained in this website is not necessarily real-time nor accurate. All CFDs (stocks, indexes, futures) and Forex prices are not provided by exchanges but rather by market makers, and so prices may not be accurate and may differ from the actual market price, meaning prices are indicative and not appropriate for trading purposes. Therefore Fusion Media doesn`t bear any responsibility for any trading losses you might incur as a result of using this data.

Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dolar AS Masih Melemah, ECB Beri Sinyal Lanjutkan Pelonggaran"

Post a Comment

Powered by Blogger.