Investing.com - Amerika Serikat kembali bergerak melemah terhadap yen pada Jumat (13/11) pagi meski mencatatkan kenaikan untuk sepekan terakhir karena adanya kabar terbaru pandemi covid-19 yang kian memburuk di dan Amerika Serikat.
Indeks dolar AS naik tipis 0,02% di 92,977 menurut data Investing.com pukul 09.12 WIB. naik tipis 0,01% ke 1,1806 dan stabil di level 1,3114. melemah 0,17% di 104,95 dan untuk sepekan telah naik 1,56%.
Adapun rupiah bergerak turun 0,21% di 14.170,0 per dolar AS hingga pukul 09.09 WIB.
Diberitakan Reuters Jumat (13/11) pagi, kekhawatiran virus membantu pergerakan mata uang yen pagi ini dan akan mencatatkan pelemahan sebesar 1,56% dalam sepekan terhadap dolar AS.
Di Eropa dan Amerika Serikat, gelombang kedua pandemi virus telah mendorong pemberlakuan kembali pembatasan untuk menghentikan penyebaran virus. Sentimen tersebut tampaknya akan membuat pasar mengabaikan kabar baik dari angka pertumbuhan kawasan euro yang bakal dirilis Jumat nanti.
Kepala bank sentral juga memperingatkan bahwa krisis masih bisa berlanjut, bahkan dengan akhir sekarang ini berkat pengumuman Pfizer minggu ini bahwa uji coba telah menunjukkan vaksin yang dikembangkannya dengan perusahaan asal BioNTech tampaknya bekerja.
"Dari kondisi ketidakpastian besar, kami melihat sisi lain sekarang," kata Presiden Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde dalam diskusi panel dengan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell dan Gubernur Bank of England (BOE) Andrew Bailey.
“Tapi saya tidak mau berlebihan soal vaksin ini karena masih ada ketidakpastian,” ujarnya soal produksi dan distribusi vaksin.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Turun Lawan Yen Dipicu Kekhawatiran Pandemi"
Post a Comment