Investing.com - kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Rabu (22/07) petang. Pelemahan rupiah sejalan dengan mayoritas tren mata uang Asia lain meski ada sentimen stimulus global dan poundsterling kembali turun lantaran masih terkait dengan perkembangan Brexit.
Mengutip data Investing.com, rupiah ditutup terus turun 0,60% di 14.650,0 per dolar AS hingga pukul 14.58 WIB. Sedangkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dolar Rate sebagaimana diwartakan Katadata Rabu (22/07) menempatkan rupiah pada level Rp 14.655 per dolar AS, naik 158 poin dari posisi kemarin.
Tak hanya rupiah, beberapa mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Won naik 0,22%, dolar Taiwan 0,19%, peso Filipina 0,04%, dan ringgit Malaysia 0,13%.
Sementara mata uang Asia lainnya seperti yen turun 0,18%, dolar 0,2%, rupee India 0,01%, yuan 0,3%, dan baht Thailand 0,29%. Mengutip Bloomberg, dolar tak bergerak signifikan.
Ekonom menilai janji pemerintah AS untuk memberikan tambahan stimulus mendorong kenaikan sentimen risk-on di pasar Asia.
Kongres AS tengah memproses paket stimulus baru menjelang berakhirnya stimulus tambahan pengangguran pada 31 Juli mendatang. Presiden AS Donald Trump menandatangani upaya untuk mencari tambahan US$ 1 triliun guna membantuan ekonomi Covid-19.
Namun, Partai Demokrat AS menilai bahwa proposal dana talangan US$ 1 triliun dari Partai Republik tak cukup. Dengan demikian, kedua partai pun akan beradu argumen terkait hal tersebut.
Sementara itu, poundsterling kian melemah dipicu sentimen Brexit yang memburuk lantaran kabar bahwa pemerintah mengabaikan harapan tercapainya kesepakatan perdagangan dengan Uni .
turun 0,40% ke 1,2677 dan menguat 0,63% di 0,9108 hingga pukul 17.02 WIB menurut data Investing.com.
The Telegraph melaporkan sebagaimana dikutip Poundsterlinglive.com Rabu (22/07), asumsi kerja utama pemerintah adalah bahwa Inggris akan melakukan perdagangan dengan Eropa sesuai persyaratan dari Organisasi Dunia (WTO) tatkala periode transisi Brexit berakhir pada 31 Desember mendatang.
Sumber-sumber mengatakan kepada surat kabar itu bahwa sekarang ada asumsi bahwa "tidak akan ada kesepakatan", meskipun masih ada kemungkinan bahwa kesepakatan "dasar" masih dapat dicapai jika Uni Eropa memberikan landasan pada musim gugur.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Kian Melemah, Poundsterling Turun karena Masalah Seputar Brexit"
Post a Comment