Investing.com - Dolar Amerika Serikat lanjut naik pada Selasa (14/07) petang. Tren penguatan mata uang AS ini didorong oleh ketegangan diplomatik baru antara Amerika Serikat dan Cina serta terus meningkatnya jumlah kasus covid-19 mengurangi minat terhadap aset berisiko.
Pukul 13.58 WIB, naik 0,14% di 96,540 menurut data Investing.com. Euro menguat 0,03% di 1,1343 dan Poundsterling turun 0,13% ke 1,2536.
Rupiah kian melemah 0,14% di 14,445.0 per dolar AS sampai pukul 13.49 WIB.
Menurut laporan yang dilansir Reuters Selasa (14/07) petang, penguatan euro ini ditopang sentimen investor jelang rilis data ekonomi lanjutan yang dapat membantu mengukur laju pemulihan ekonomi kawasan ini dari krisis kesehatan.
Permintaan aset berisiko cenderung berkurang setelah California, negara bagian terpadat di Amerika Serikat, menerapkan pembatasan baru bagi usaha setempat akibat lonjakan kasus covid-19 dan bertambahnya jumlah pasien rawat inap di rumah sakit.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump berencana akan membatalkan kesepakatan antara AS dan otoritas audit Cina tahun 2013, pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan.
Langkah ini dapat mengindikasikan tindakan tegas terhadap perusahaan Cina terdaftar di pasar saham AS yang mendapat kritikan karena menghindari aturan pengungkapan AS.
Selain itu, Amerika Serikat telah mempertegas sikapnya kembali terhadap klaim Cina di Laut Cina Selatan dan tengah mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri status hukum khusus sebagai protes terhadap undang-undang keamanan Beijing atas kota bekas jajahan itu.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Lanjut Naik Dipicu Naiknya Tensi Geopolitik dan Lonjakan Kasus Covid-19"
Post a Comment