Investing.com - Rupiah beranjak naik terhadap dolar Amerika Serikat pada Selasa (07/07) petang. Penguatan rupiah ini muncul setelah rencana pemerintah RI akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) yang dijual langsung ke BI senilai Rp 397,6 triliun dan pound juga menguat terhadap euro meski rilis data ekonomi cukup memberikan optimisme di pasar.
Rupiah ditutup naik 0,35% ke 14.440,0 per dolar AS sampai pukul 14.58 WIB. Begitu perdagangan hari ini dibuka mengutip laporan CNBC Indonesia Selasa (07/07), rupiah langsung menguat 0,28% ke Rp 14.400/US$. Setelahnya apresiasi terus berlanjut hingga mencapai 0,71% di Rp 14.338/US$. Tetapi sayangnya, penguatan tersebut terpangkas, rupiah mengakhiri perdagangan di level Rp 14.400/US$ pada hari ini.
Penguatan tersebut cukup membawa rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia. Sudah cukup lama status tersebut lepas dari rupiah. Kemarin, rupiah hanya mampu menguat tipis 0,07%, penguatan tersebut sekaligus memutus rentetan pelemahan 7 hari beruntun.
Mayoritas mata uang utama Asia berada di zona merah pada hari ini, selain rupiah hanya ringgit Malaysia yang menguat.
Kemarin sore, Menteri Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur BI Perry Warjiyo mengadakan konferensi per bersama. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menjelaskan untuk skema public goods yang sebesar Rp 397,6 triliun ini nantinya pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) yang dijual langsung ke BI melalui skema private placement dengan bunga bunga 0% atau ditanggung 100% oleh BI.
Gubernur Perry mengatakan dampak inflasi yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut tidak besar.
Perry Warjiyo juga menambahkan dengan kebijakan ini, pihaknya akan tetap menjaga dari kesehatan sisi moneter seperti inflasi dan nilai tukar rupiah. Selain itu, SBN yang dibeli dari pemerintah bisa dijual kembali untuk BI bisa menjalankan operasi moneternya.
Alhasil, kecemasan akan penurunan real return berinvestasi di Indonesia mulai mereda, dan rupiah kembali perkasa.
Sementara itu, poundsterling terus melemah terhadap dolar AS dan beranjak naik melawan euro karena pasar menunggu publikasi anggaran tambahan pada hari Rabu.
turun 0,15% ke 0,9038 dan melemah 0,11% di 1,2477 menurut data Investing.com pukul 16.58 WIB.
Mengutip Torfx Selasa (07/07), pelemahan euro ini terjadi meski rilis data ekonomi kawasan Eropa cukup positif. Pesanan pabrik di melonjak pada bulan Mei, sementara penjualan ritel Eropa juga bertambah melampaui perkiraan selama periode yang sama.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Makin Menguat, Pound Naik Lawan Euro Pasca Rilis Data Ekonomi"
Post a Comment