Investing.com - Nilai tukar mata uang rupiah Indonesia jatuh bebas terhadap dolar AS dan bahkan intervensi pasar bank sentral yang intens tak mampu menahan pelemahan tersebut. Kini penurunan rupiah dapat berlanjut lagi karena permintaan dolar yang akan terus datang dari perusahaan-perusahaan yang bakal mengirim pulang dividen keuntungan yang diraih.
Pada pukul pukul 14.30 WIB, rupiah masih bergerak melemah 0,38% atau turun 57,5 poin di 15.217,5 per dolar AS Rabu (18/03) berdasar data Investing.com.
I Made Budhi Purnama Artha, kepala divisi treasury Maybank Indonesia (JK:) di Jakarta mengatakan dilansir Bloomberg Rabu (18/03) petang di saat investor asing mengadopsi pendekatan peralihan aset berkualitas, bahkan pengembalian tinggi pada obligasi pemerintah Indonesia tidak akan cukup untuk menghentikan dana asing keluar. Indonesia harus memompa dolar lebih besar untuk mencegah rupiah penurunan lebih lanjut dan melindungi kepercayaan investor, katanya.
Rupiah telah berubah dari mata uang berkinerja terbaik di Asia pada bulan Januari menjadi yang terburuk dalam sebulan terakhir akibat aksi jual global yang dipicu oleh kekhawatiran virus covid-19 yang semakin meluas. Pada hari Selasa, mata uang rupiah menembus 15.000 per dolar AS untuk pertama kalinya sejak terjadi kejatuhan pasar negara berkembang pada tahun 2018. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahkan cadangan devisa hampir mencatat rekor dan intervensi bank sentral habis-habisan mungkin gagal untuk meredakan situasi.
Investor asing telah menarik dana obligasi rupiah senilai $4 miliar lebih tahun ini, ini akan mencatatkan dana arus keluar kuartalan terbesar yang pernah ada, dan investor juga telah membuang sekitar $600 juta nilai saham-saham di Indonesia, menimbulkan penghentian perdagangan untuk ketiga kalinya dalam sepekan. Di tengah sentimen aksi jual ini, penurunan suku bunga yang diharapkan pada hari Kamis mungkin tidak banyak berpengaruh untuk membalikkan pelemahan tersebut.
Gelombang kedua arus keluar dari pasar Indonesia berpotensi terjadi pada bulan April dan Mei, ketika perusahaan-perusahaan asing biasanya memulangkan dividennya. Tetapi dengan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS sebanyak 100 basis poin, tingginya tingkat suku bunga di Indonesia dapat memikat investor bank dan mengurangi dampaknya, kata I Made Budhi Purnama Artha.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pelemahan Rupiah Diprediksi Berlanjut, BI Bisa Apa?"
Post a Comment