Investing.com - Kurs tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan tipis Jumat (20/03) petang. Rupiah naik ke level 15.925.0 per dolar AS Jumat pukul 16.15 WIB menurut data investing.com, yang tampaknya terbantu oleh intervensi yang dilakukan Indonesia.
Ekonom pun buka suara. Dari Indef Bhima Yudisthira menilai pelemahan rupiah akan terus berlanjut. Tak tanggung-tanggung, rupiah diperkirakan bisa lanjut melemah hingga ke level Rp17.000 per dolar AS (USD). "Sangat mungkin menembus level baru karena melihat fundamental kita sedang bermasalah," ujar Bhima kepada SINDOnews Jumat (20/03).
Ia melanjutkan, menyebarnya pandemi virus juga membuat investor terus melepas aset berisiko. Revisi pertumbuhan ekonomi dengan batas bawah 4,2% oleh pemerintah pun dinilai banyak kalangan sebagai pertanda akan terjadi shock yang besar.
Juga diungkap Indozone Jumat, Ekonom Pefindo, Fikri C Permana, mengharapkan kurs rupiah tidak semakin terpuruk, seperti saat krisis ekonomi dan moneter 1998. Ia juga mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin. Hal itu diakuinya akan berpengaruh terhadap tingkat daya beli masyarakat.
Meski demikian lanjut laporan, Fikri optimistis. Andai rupiah jatuh ke level terendah seperti krisis 1998, hal itu tidak terlalu bermasalah. Hal ini justru menjadi peluang meningkatkan daya saing ekspor Indonesia. Walaupun diakui olehnya permintaan ekspor dari dunia pasti melambat akibat virus corona.
Rupiah di penghujung pekan ini jatuh tersungkur sebagaimana diwartakan Okezone. Rupiah tidak berdaya lantaran wabah virus telah membuat investor panik. Investor global maupun lokal langsung mencairkan portofolio mereka karena situasi dunia dan ekonomi penuh dengan ketidakpastian.
Gubernur BI Perry Warjiyo pun mengungkapkan penyesuaian aliran masuk modal asing atau capital inflow di pasar keuangan domestik pasca meluasnya virus korona atau covid-19 menekan nilai tukar Rupiah sejak pertengahan Februari 2020. Ia melanjutkan, pihaknya terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar. Untuk itu, BI terus meningkatkan intensitas stabilisasi di pasar DNDF, pasar spot, dan pembelian SBN dari pasar sekunder.
Di lain sisi sebut laporan, Kementerian BUMN mengakui pelemahan nilai tukar rupiah akibat dampak luas pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap sejumlah dunia bisnis, termasuk perusahaan milik negara. Rupiah yang loyo membuat target dividen BUMN tahun ini sulit tercapai seperti diungkap Menteri BUMN Erick Thohir Jumat.
Ia melanjutkan, pelemahan rupiah ini akan berpengaruh terutama bisnis sejumlah BUMN, misalnya madskapai penerbangan nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Namun Erick memastikan terkait pinjaman Garuda, pihaknya sudah melakukan renegosiasi secara menyeluruh.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akhirnya Intervensi Bank Indonesia Ada Gunanya, Rupiah Menguat Tipis"
Post a Comment