Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat balik melemah pada Kamis (06/05) petang, berkonsolidasi di dekat level tertinggi dua minggu, menjelang laporan pekerjaan utama AS, sementara trader juga menunggu keputusan kebijakan of England (BOE).
Pada pukul 14.29 WIB, indeks dolar AS kembali turun 0,14% di 91,165 menurut data Investing.com, setelah naik setinggi 91,436 pada sesi sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 19 April.
lanjut naik 0,17% di 1,2026, menguat 0,13% ke 109,33, turun tipis 0,04% di 0,7744 pukul 14.34 WIB setelah menghentikan dialog ekonomi dalam perselisihan terbaru antara kedua mitra dagang. Dari tanah air, rupiah makin beranjak naik 0,76% di 14.321,0 per dolar AS hingga pukul 14.43 WIB.
Greenback telah bergerak naik selama seminggu terakhir, dibantu oleh data ekonomi AS yang sebagian besar menunjukkan pemulihan yang cepat dari pandemi. Ini meningkatkan tekanan bagi Federal Reserve untuk bergerak lebih cepat daripada yang disarankan oleh para pengambil kebijakan sejauh ini.
Data dari pada hari Rabu menunjukkan perusahaan swasta AS pada bulan April menambahkan pekerjaan terbanyak dalam tujuh bulan. Hal ini telah meningkatkan ekspektasi menjelang data pada Kamis malam, tetapi yang lebih penting adalah data bulanan pada hari Jumat di mana diperkirakan adanya peningkatan satu juta lebih untuk angka gaji pekerja non pertanian.
Sejauh ini, Ketua Fed Jerome Powell berpendapat pasar tenaga kerja AS masih jauh dari kebutuhan untuk mulai berbicara tentang pengurangan pembelian aset. Dan Presiden Fed Boston Eric Rosengren, yang dipandang sebagai salah satu anggota Fed yang lebih hawkish, kembali mengecilkan lonjakan inflasi yang muncul saat ini dalam wawancara pada hari Rabu dan ia memberi tahu kepada Bloomberg bahwa itu kemungkinan tidak berlanjut hingga 2022.
"Beberapa data bagus di AS dapat menimbulkan keraguan lebih lanjut pada kemampuan Fed untuk tetap mempertahankan sikap ultra-dovish dan memberikan beberapa dukungan kepada dolar, terutama terhadap negara-negara dengan imbal hasil rendah," urai analis ING dalam catatan.
Sementara, naik tipis 0,05% di 1,3910 pukul 14.41 WIB. dijadwalkan menggelar rapat kebijakan pada Kamis nanti, dan mayoritas ekonom mengharapkan Komite Kebijakan Moneter bank sentral tersebut dapat mempertahankan suku bunga dan target pembelian obligasi tidak berubah untuk saat ini.
Namun, bank sentral juga bersiap untuk meningkatkan prospek pertumbuhannya karena upaya vaksinasi yang berhasil di negara tersebut mengarah pada pembukaan kembali ekonomi yang cukup cepat. Hal ini dapat membantu pound seiring meningkatnya ekspektasi bahwa langkah bank selanjutnya adalah memperketat kebijakan moneter daripada memberikan stimulus baru bagi ekonomi saat pandemi mereda.
Selain itu, naik 0,17% menjelang pertemuan terbaru bank sentral Turki, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah sebesar 19% pada akhir pertemuan kedua Kamis malam setempat.
Inflasi Turki meningkat selama tujuh bulan di April, didorong oleh lira yang lemah dan kenaikan harga energi global, meninggalkan sedikit ruang bagi Gubernur bank sentral baru Sahap Kavcioglu untuk bermanuver dengan pertimbangan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berupaya menurunkan biaya pinjaman.
Adapun, menguji level tertinggi empat bulan setelah bank sentral negara itu menaikkan suku bunganya sebesar 75 basis poin untuk mengendalikan inflasi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Balik Melemah Jelang Pertemuan Kebijakan Bank of England"
Post a Comment