Oleh Gina Lee
Investing.com - Amerika Serikat menguat tipis pada Kamis (06/05) pagi di Asia, bertahan tepat di bawah level tertinggi dua minggu menjelang laporan ketenagakerjaan AS yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kapan Federal Reserve AS akan mulai mengurangi langkah-langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
naik tipis 0,02% ke 91,308 pukul 11.48 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan naik 0,21% di 109,41. turun 0,28% ke 0,7726 dan turun 0,10% di 0,7206.
Dari dalam negeri, rupiah bergerak menguat 0,63% ke 14.339,5 per dolar AS hingga pukul 11.41 WIB.
Pasangan naik 0,11% menjadi 6,4804 pukul 11.50 WIB dan turun tipis 0,055 di 1,3896 menjelang pengumuman of England hari ini. Beberapa investor mengharapkan bank sentral akan mulai mengurangi program pembelian obligasi karena pertimbangan pemulihan ekonomi yang didorong oleh vaksinasi COVID-19 di Raya.
Data ekonomi AS yang baru-baru ini dirilis dan sebagian besar positif telah meningkatkan greenback dari level terendah satu bulan selama seminggu terakhir. Namun, investor terus bertanya-tanya apakah kenaikan inflasi dapat memaksa Fed untuk mengubah kebijakan moneternya lebih awal dari yang diperkirakan.
"Dolar kemungkinan akan terus menanggapi perdebatan tentang apakah pandangan Fed bahwa inflasi akan bersifat sementara adalah benar atau tidak," ungkap ahli strategi Rabobank Jane Foley dalam catatan.
Dengan beberapa analis yang memprediksi peningkatan satu juta lebih untuk yang menjadi bagian dari rekor pekerjaan, "dolar mungkin terus menemukan tingkat dukungan yang baik dalam waktu dekat" seiring penguatan mata uang ke $1,19 per euro dalam jangka waktu satu bulan, tambahnya.
Euro mencapai angka psikologis penting $1,20 pada hari sebelumnya setelah turun ke $1,1986 selama sesi sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 19 April. Pukul 1.53 WIB, melemah tipis 0,02% di 1,2003.
Ketua Fed Jerome Powell sejauh ini berpendapat pasar tenaga kerja jauh dari yang seharusnya untuk memulai berbicara tentang pengurangan pembelian aset dan bank sentral tidak ingin menaikkan suku bunga acuan dana Fed hingga 2023.
Pesan Powell dikuatkan oleh pejabat Fed lainnya, tiga di antaranya berbicara pada hari Rabu. Salah satunya, Presiden Fed Boston Eric Rosengren, mengatakan meskipun inflasi akan terdistorsi sementara pada musim semi 2021 karena ekonomi AS bekerja melalui ketidakseimbangan yang disebabkan oleh COVID-19, itu hanya akan berumur pendek dan seharusnya tidak mengarah pada kemunduran dalam kebijakan moneter.
Komentar The Fed ini diketahui setelah komentar dari Menteri AS Janet Yellen pada hari Selasa bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan diperlukan untuk menghentikan ekonomi dari kondisi overheating, meskipun ia memberikan klarifikasi pada hari itu juga.
"Meskipun terus-menerus ada jaminan dari Yellen dan sejumlah pejabat Fed bahwa kenaikan inflasi yang akan datang akan membuktikan bersifat 'sementara' ... pasar jelas sedikit lebih khawatir," sebut ahli strategi National Bank, Rodrigo Catril dalam catatan.
Dalam mata uang kripto, Ether diperdagangkan di level $3.462,62 setelah mencapai rekor $3.559,97 pada hari Selasa, sementara berada di dekat sekitar level $56.755.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Menguat Tipis, Data Ketenagakerjaan Bisa Beri Petunjuk Langkah Fed Berikutnya"
Post a Comment