Oleh Gina Lee
Investing.com - Amerika Serikat lanjut beranjak naik pada Senin (17/05) petang karena munculnya kekhawatiran yang dipicu oleh wabah baru COVID-19 di beberapa negara Asia. Namun, investor sangat memposisikan untuk penurunan mata uang AS lantaran Federal Reserve AS bersikukuh pada kebijakan dovishnya saat ini.
masih naik tipis 0,03% di 90,347 pukul 13.15 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan turun tipis 0,08% di 109,26. melemah 0,15% ke 0,7760 sebelum Reserve of (RBA) akan merilis risalah dari pertemuan terbaru pada hari Selasa. Pasangan melemah 0,40% di 0,7225 pukul 13.17 WIB.
Di Indonesia, rupiah terus melemah 0,65% ke 14.287,5 per dolar AS hingga pukul 13.22 WIB.
Pasangan naik tipis 0,01% di 6,4374. Pertumbuhan melambat menjadi 9,8% tahun ke tahun di bulan April, menurut data yang dirilis sebelumnya.
Pasangan naik tipis 0,02% di 1,4099 pukul 13.19 WIB. Namun, pound tetap mendekati level tertinggi dua setengah bulan karena membuka kembali ekonominya setelah memberlakukan lockdown selama empat bulan.
Greenback didorong oleh pergerakan harga komoditas dan sentimen wabah COVID-19 di dan Taiwan, di mana terdapat 206 kasus baru, di mana kedua negara memperketat langkah-langkah pembatasan. Siswa sekolah dasar, menengah, sekolah menengah pertama, dan Institut Millennia Singapura beralih ke pembelajaran berbasis rumah penuh mulai dari 19 Mei hingga akhir masa sekolah pada 28 Mei mendatang.
Namun, pembalikan dari data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan yang dirilis selama minggu lalu memudar akibat meningkatnya ekspektasi investor bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga rendah.
Investor juga menantikan risalah Fed dari pertemuan April, yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mencari petunjuk lebih lanjut tentang langkah bank sentral selanjutnya.
"Kami mengharapkan risalah ... untuk menegaskan kembali bahwa para pengambil kebijakan menganggap kenaikan inflasi hanya (bersifat) sementara," ahli strategi mata uang Commonwealth Bank of Australia Kim Mundy mengatakan kepada Reuters.
"Hasilnya adalah bahwa kami tidak mengharapkan (Fed) untuk mempertimbangkan pengurangan pembelian asetnya segera," katanya. "Dolar diperkirakan akan melanjutkan tren turunnya minggu ini setelah dorongan yang didorong data CPI minggu lalu," tambah Mundy.
Investor meningkatkan spekulasinya terhadap dolar selama minggu lalu, sebagian besar beralih ke euro dan pound ke tingkat yang lebih rendah, karena dan Inggris melanjutkan jalur menuju pemulihan ekonomi.
Dalam cryptocurrency, bitcoin kian jatuh 6,93% ke $44.834,7 pukul 13.23 WIB dan ethereum anjlok 9,55% di $3.423,05. Volatilitas pasar kripto berlanjut selama akhir pekan kala CEO Tesla Inc. (NASDAQ:) Elon Musk mengeluarkan cuitan di Twitter, di mana ia mengisyaratkan Tesla kemungkinan menjual kepemilikan bitcoin-nya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Lanjut Naik Tipis di Tengah Kegelisahan Penyebaran Covid-19"
Post a Comment