Investing.com - Mata uang berisiko bergerak stabil pada Rabu (29/01) dan investor meninjau dampak kerusakan ekonomi dari wabah virus korona yang muncul di Cina dan sorotan akan tertuju pada saham-saham Hong Kong yang akan melanjutkan perdagangan setelah libur Tahun Baru Imlek.
Menurut laporan yang dilansir Reuters Rabu (29/01) pagi, tatkala negara-negara di dunia meningkatkan upaya menahan penyebaran virus baru yang mematikan, banyak investor yang mengalihkan asetnya keluar dari yen dan franc Swiss.
Dolar Australia bertahan di $0,6758, stabil pada hari ini dan sedikit di atas titik terendah 3,5 bulan Selasa di $0,6737.
luar negeri diperdagangkan mendatar di 6,965 yuan per dolar, dari tingkat hari Senin di 6,9900 terhadap dolar, yang merupakan level terlemah dalam hampir sebulan.
Sementara pasar di Cina tetap tutup minggu ini, pasar di Hong Kong bakal dibuka Rabu di mana banyak perusahaan terdaftar Cina di bursa tersebut.
bergerak di sekitar $1,1021 setelah mencapai level terendah dua bulan $1,0998 pada perdagangan AS Selasa setempat.
Pergerakan euro itu mendorong indeks dolar ke tingkat tertinggi dua bulan. Yen diperdagangkan di 109,16 yen per dolar, mundur dari tingkat tertinggi tiga minggu Senin di 108,73. Yen membukukan kerugian pertama selama lima hari pada hari Selasa.
Presiden Xi Jinping mengatakan Selasa bahwa Cina yakin akan mengalahkan virus "iblis" sementara peringatan internasional juga meningkat ketika wabah virus korona menyebar ke seluruh dunia.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mata Uang Berisiko Masih Stabil, Investor Tinjau Dampak Virus Korona"
Post a Comment