Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat terus bergerak melemah pada Selasa (06/07) petang, melanjutkan tren penurunan pasca rilis data nonfarm payrolls, sementara dolar dan Selandia Baru menguat di tengah tanda-tanda bahwa ekonomi pulih dengan kuat.
Pada pukul 15.06 WIB, indeks dolar AS masih melemah 0,28% di 92,157 menurut data Investing.com.
turun 0,17% ke 110,77, naik tipis 0,07% di 1,1870 dan menguat 0,30% di 1,3872 setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan pada hari Senin bahwa semua pembatasan Covid diharapkan akan dicabut di Inggris dalam waktu dua minggu.
Dari Indonesia, rupiah berakhir sedikit naik 0,04% di 14.470,0 per dolar AS hingga pukul 14.40 WIB.
Dolar AS telah turun sejak rilis laporan pekerjaan hari Jumat silam, seolah-olah data optimis, 850.000 pekerjaan ditambahkan pada bulan Juni, namun itu belum cukup kuat untuk mendorong Federal Reserve mengurangi pembelian asetnya dalam waktu dekat.
Pasar bunga AS sedikit melunakkan sikapnya pada pengetatan awal Fed sebagai akibat dari data pekerjaan, dan nada itu kemungkinan akan berlanjut hingga rilis risalah pertemuan Fed Juni pada hari Rabu. Ini adalah notulen pertemuan di mana para pejabat mengemukakan ekspektasi mereka tentang kapan suku bunga akan dinaikkan hingga 2023.
Sementara, makin naik 0,62% ke 0,7576 pukul 15.10 WIB setelah Reserve of Australia mengumumkan perpanjangan pengurangan program pelonggaran kuantitatifnya, dan juga menyatakan bahwa mereka mengharapkan untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah hingga 2024.
“Program pembelian obligasi memainkan peranan penting dalam mendukung perekonomian Australia,” Gubernur Philip Lowe mengungkapkan. “Bank akan terus membeli obligasi karena kita masih jauh dari tujuan inflasi dan ketenagakerjaan. Namun, dewan menanggapi pemulihan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan dan prospek yang membaik dengan menyesuaikan jumlah pembelian mingguan."
Selain itu, terus naik 0,83% ke 0,7083 pukul 15.12 WIB setelah survei oleh Institut Riset Ekonomi Selandia Baru yang diterbitkan Selasa menunjukkan lebih banyak perusahaan mengharapkan iklim bisnis yang lebih baik. Ini membawa ekspektasi kenaikan suku bunga pertama negara itu pada akhir tahun ini.
Adapun, kenaikan tajam harga minyak setelah kelompok produsen utama gagal mencapai kesepakatan untuk meningkatkan tingkat produksi memberikan dukungan pada mata uang yang terkait dengan harga minyak mentah. turun tipis 0,04% di 8,5667 dan sedikit berkurang 0,04% ke 1.2333 pukul 15.14 WIB.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Terus Melemah Pasca Data Payroll, Risalah Fed Jadi Kunci"
Post a Comment