Oleh Gina Lee
Investing.com - Amerika Serikat bergerak menguat tipis Senin (12/07) pagi di Asia. Mata uang berisiko tetap berada di atas posisi terendah baru-baru ini terhadap mata uang AS dan yen kendati meredanya kekhawatiran investor atas perlambatan pemulihan ekonomi global dari COVID-19 untuk saat ini.
naik tipis 0,08% di 92,190 pukul 11.28 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan stabil di level 110,15. Data yang dirilis sebelumnya menunjukkan pesanan mesin inti tumbuh lebih baik dari perkiraan sebesar 7,8% dan 12,2% di bulan Mei. Data tersebut juga mengatakan indeks harga produsen (PPI) negara tumbuh sebesar 5% dan 0,6% di bulan Juni.
Di Indonesia, rupiah bergerak menguat 0,25% di 14.489,0 per dolar AS hingga pukul 11.29 WIB.
Pasangan turun 0,17% di 0,7472 pukul 11.30 WIB dan di seberang Laut Tasman, pasangan melemah 0,21% di 0,6981. Penjualan ritel kartu elektronik Selandia Baru tumbuh 4% dan sebesar 0,9% , keduanya lebih rendah dari angka sebelumnya.
Pasangan turun tipis 0,07% di 6,4741. Data perdagangan , termasuk , dan , akan dirilis minggu ini.
Pasangan turun tipis 0,01% di 1,3885.
Fokus investor beralih ke inflasi AS dan ketika Federal Reserve akan mulai memperketat kebijakan moneternya menjelang rilis AS untuk bulan Juni pada hari Selasa. Ketua Fed Jerome Powell juga akan bersaksi di depan Komite Senat pekan ini.
"Jika kita melihat data yang kuat, The Fed dapat memajukan proyeksi mereka untuk kenaikan suku bunga pertama lebih jauh dari perkiraan mereka saat ini pada tahun 2023. Itu juga berarti mereka harus menyelesaikan kebijakan tapering lebih awal," ahli strategi senior FX Barclays (LON:) Shinichiro Kadota mengatakan kepada Reuters.
Pemulihan sentimen risiko menghambat safe haven yen menjelang rilis IHK AS serta . Jika data menunjukkan inflasi lebih bertahan dari yang diperkirakan sebelumnya, The Fed dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan dan mendorong greenback.
Namun, data yang lebih lemah akan menguntungkan mata uang yang lebih berisiko karena pengurangan aset akan dimulai lebih lambat dari yang diharapkan dalam skenario ini. Mata uang berisiko turun pada awal minggu sebelumnya karena data ekonomi yang mengecewakan dari beberapa negara menyebabkan penurunan spekulasi investor.
Wabah COVID-19 terbaru, termasuk virus varian Delta, menyebabkan tindakan pembatasan baru di negara-negara termasuk dan Selatan dan menambah suasana kehati-hatian.
Namun, aksi jual telah mereda pada hari Jumat, dan sentimen investor semakin membaik setelah People’s Bank of China memangkas rasio persyaratan cadangan bank secara keseluruhan dalam langkah mengejutkan untuk mendukung pemulihan ekonomi China dari COVID-19.
Pukul 11.34 WIB, bitcoin menguat 2,81% di $34.362,0.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar Amerika Serikat Beranjak Naik, Investor Tunggu Lintasan Arah Inflasi AS"
Post a Comment