Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat masih beranjak menguat tipis pada Jumat (16/07) petang, mempertahankan kenaikan minggu ini di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di seluruh dunia. Inflasi AS yang tinggi juga mengangkat ekspektasi penurunan awal pembelian obligasi bulanan Federal Reserve senilai $120 miliar
Pada pukul 14.47 WIB, indeks dolar AS naik tipis 0,06% di 92,685 menurut data Investing.com. Untuk sepekan, indeks telah menguat 0,62%.
turun tipis 0,08% ke 1,1803, melemah 0,16% di 1,3807 dan naik 0,05% di 0,7431.
Dari tanah air, rupiah terus melemah 0,12% di 14.497,5 per dolar AS hingga pukul 14.57 WIB.
menguat 0,30% di 110,19 pukul 14.50 WIB setelah mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada pertemuan kebijakan, sambil memangkas perkiraan untuk pertumbuhan tahun fiskal saat ini menjadi 3,8 % dari perkiraan 4,0% di bulan April.
Meningkatnya kasus Covid-19, terutama di Asia Tenggara, tetapi juga di dan AS, telah mendorong trader menghindari risiko, demi keuntungan di dolar.
Di , Melbourne telah bergabung dengan Sydney dalam kebijakan lockdown, yang berarti sekitar 40% populasi negara itu menjalani pembatasan; Indonesia sekarang sedang memerangi "skenario terburuk" epidemi, menurut seorang menteri senior; , yang sebelumnya mengalami kisah sukses Covid, telah menghadapi gelombang baru infeksi; sementara telah menyatakan status keadaan darurat di sekitar Tokyo, yang berarti Olimpiade mendatang akan berlangsung tanpa penonton. Sementara itu pemerintah Los Angeles telah mengembalikan aturan penggunaan masker di dalam ruangan.
Pada saat yang sama, meskipun Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah mencoba mengecilkan ekspektasi langkah pengetatan awal oleh bank sentral, angka inflasi yang kuat dan pergeseran ekspektasi suku bunga setelah Fed menandai kenaikan lebih cepat dari perkiraan pada tahun 2023 telah memberikan level bawah bagi greenback.
“Dengan Fed diperkirakan akan memulai pengurangan QE tahun ini dan pandangan ekonom kami bahwa siklus kenaikan dimulai pada kuartal II tahun 2022 (dengan dua kenaikan suku bunga), penurunan dolar vs FX G10 dengan imbal hasil rendah (di mana bank sentral harus tetap berhati-hati baik tahun ini dan berikutnya) harusnya agak terbatas,” sebut analis di ING dalam catatan.
Di tempat lain, naik 0,35% di 0,7006 pukul 14.58 WIB setelah Selandia Baru untuk kuartal II tumbuh 3,3% tahun ke tahun dan 1,3% kuartal ke kuartal, tertinggi satu dekade.
Reserve of New Zealand sekarang diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada bulan Agustus, lebih awal daripada yang diperkirakan.
Sedangkan, turun 0,59% di 14,4708 pukul 15.01 WIB di tengah tanda-tanda gelombang kerusuhan yang melanda negara itu dalam beberapa hari terakhir kemungkinan akan mereda.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Masih Bergerak Menguat di Tengah Kegelisahan COVID & Inflasi"
Post a Comment