Oleh Gina Lee
Investing.com - Amerika Serikat makin bergerak naik pada Kamis (03/06) petang dan investor mencerna data jasa Caixin , sambil menunggu data ekonomi utama AS untuk mencari petunjuk mengenai prospek ekonomi dan keputusan kebijakan Federal Reserve AS.
kian menguat 0,17% ke 90,052 pukul 13.25 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan naik 0,16% di 6,3910. Investor terus memantau perubahan sikap pengambil kebijakan China terhadap mata uang setelah People’s of China (PBOC) memperketat persyaratan valas Bank di awal pekan ini untuk membatasi lonjakan yuan.
Data yang dirilis sebelumnya mengatakan bulan Mei adalah sebesar 55,1, menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat di sektor jasa China.
Di Indonesia, rupiah bergerak melemah 0,23% ke 14.307,5 per dolar AS hingga pukul 13.34 WIB.
Pasangan naik 0,23% di 109,80 pukul 13.28 WIB usai PMI jasa turun ke 46,5 pada bulan Mei di , menurut data yang dirilis sebelumnya.
Pasangan melemah 0,31% di 0,7728 setelah data yang dirilis sebelumnya menunjukkan meningkat sebesar 1,1% bulan ke bulan di bulan April. Di seberang Laut Tasman, pasangan turun 0,33% di 0,7212.
Pasangan turun 0,15% ke 1,4147 pukul 13.30 WIB dan investor menunggu data pada bulan Mei, yang akan dirilis hari ini.
Investor berspekulasi dolar jatuh didorong oleh pemulihan ekonomi dunia yang sedang berlangsung dari COVID-19. Tetapi mereka tetap khawatir bahwa Fed akan mengubah langkah-langkah stimulusnya karena rebound ekonomi yang kuat.
"Pasangan utama (masih) terjebak dalam kisaran," analis di OCBC Bank menerangkan dalam catatan. Namun, mereka menambahkan bahwa pergerakan imbal hasil tampaknya mendukung dolar dan nada pengambil kebijakan berubah secara halus.
Catatan Gubernur Fed Lael Brainard tentang risiko di kedua sisi tujuan bank sentral memberi "sinyal lain bahwa Fed perlahan-lahan menjauh dari sikapnya yang terlalu dovish," ahli strategi OCBC Bank, Terence Wu dan Frances Cheung, mengatakan kepada Reuters. Mereka menambahkan, "(Kami) mempertahankan pandangan bahwa ekspektasi Fed harus secara bertahap dibangun dari sini, kecuali ada data penting yang meleset minggu ini."
The Fed mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya berencana untuk mulai secara bertahap menjual portofolio utang perusahaan yang dibeli melalui fasilitas pinjaman darurat yang diluncurkan pada tahun 2020, yang menunjukkan awal dari perubahan kebijakan.
Investor sekarang menunggu data ekonomi utama AS termasuk , yang akan dirilis hari ini, untuk mengamati petunjuk tentang prospek ekonomi. Data lebih lanjut termasuk , dirilis pada hari Jumat, yang mencatat perekrutan bulanan lebih lemah dari perkiraan di bulan April.
"Mengingat laporan mengecewakan bulan lalu, risikonya adalah hasilnya memberikan kejutan untuk penurunan lain dan memperlemah dolar," ungkap analis Commonwealth Bank of Australia Carol Kong kepada Reuters.
Di seberang Atlantik, investor akan fokus pada pertemuan Bank Sentral (ECB), yang dijadwalkan pada minggu depan, untuk mendapat petunjuk apakah pembuat kebijakan akan mengurangi program pembelian obligasinya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar Amerika Serikat Makin Naik, Sektor Jasa China Mei Indikasi Perlambatan"
Post a Comment