Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat lanjut melemah pada Jumat (25/06) petang dan trader hati-hati menunggu rilis data inflasi utama untuk mendapatkan sinyal atas kebijakan Federal Reserve di masa depan.
Pada pukul 15.19 WIB, indeks dolar AS turun tipis 0,09% di 91,713 menurut data Investing.com.
melemah 0,12% di 110,72, menguat 0,14% di 1,1947 dan naik 0,26% ke 0,7602. Sedangkan rupiah ditutup menguat tipis 0,07% ke 14.425,0 per dolar AS hingga pukul 15.00 WIB.
Dolar AS menguat pada minggu lalu setelah Federal Reserve mengemukakan perkiraan median untuk kenaikan suku bunga, tetapi komentar selanjutnya dari Ketua Jerome Powell atas tekanan inflasi yang masih bersifat sementara telah menenangkan ketegangan di pasar atas potensi langkah awal oleh bank sentral untuk mengendalikan kebijakan moneternya yang sangat akomodatif.
Tampaknya ada dua kubu di dalam The Fed, meskipun sebagian besar koalisi tampaknya berpegang pada skrip Powell bahwa lonjakan harga konsumen akan memudar. Misalnya, Presiden Fed New York John Williams mengatakan pada hari Kamis ia melihat inflasi kembali ke target 2% tahun depan. Presiden Cleveland Loretta Mester dan Eric Rosengren dari Boston akan mengakhiri seminggu penuh penampilan publik oleh pejabat Fed Jumat malam setempat.
Yang lebih menarik mungkin adalah rilis , pada pukul 8:30 AM ET (1230 GMT), menjadi fokus. Data ini dilihat sebagai pengukur inflasi favorit Fed, dan diperkirakan akan menunjukkan kenaikan tahun ke tahun sebesar 3,4% di bulan Mei, naik dari 3,1% yang tercatat di bulan sebelumnya.
Adapun, turun tipis 0,05% di 1,3915 pukul 15.24 WIB setelah melemah selama sesi sebelumnya usai mempertahankan kebijakan moneter longgarnya tidak berubah, memperingatkan terhadap “pengetatan prematur” meskipun ada peningkatan yang nyata pada perkiraannya untuk ekonomi .
"Pernyataan terbaru of England (BOE) sedikit lebih optimis dari yang diperkirakan, tetapi yang terpenting tidak memberikan petunjuk baru tentang waktu kenaikan suku bunga," kata analis di ING. "Kami masih memperkirakan kenaikan suku bunga pertama di awal 2023, dengan asumsi tekanan inflasi berkurang hingga pertengahan 2022."
BoE akan merilis Buletin Kuartalan di sesi berikutnya.
Selain itu, bergerak turun 0,10% di 19,8308 pukul 15.25 WIB setelah bank sentral Meksiko secara mengejutkan menaikkan suku bunganya untuk pertama kalinya sejak akhir 2018.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Lanjut Melemah, Data Inflasi Utama Jadi Sorotan Pasar"
Post a Comment