Oleh Gina Lee
Investing.com - Amerika Serikat masih beranjak naik pada Jumat (18/06) petang dan menuju minggu terbaiknya dalam hampir sembilan bulan. Investor juga terus mengkaji ulang strateginya setelah petunjuk Federal Reserve AS tentang pengurangan aset yang lebih cepat dari perkiraan.
naik tipis 0,07% ke 91,940 pukul 13.07 WIB menurut data Investing.com.
Pasangan melemah 0,12% di 110,07. mempertahankan suku bunganya stabil di -0,10%, seperti yang diharapkan, ketika mengeluarkan keputusan kebijakan sebelumnya.
Pasangan turun 0,21% di 0,7534 dan melemah 0,29% di 0,6978.
Pasangan turun tipis 0,04% ke 6,4451 dan turun 0,19% di 1,3892 pukul 13.10 WIB.
Di Indonesia, rupiah kian bergerak turun 0,21% di 14.380,0 per dolar AS hingga pukul 11.56 WIB.
Investor terus mencerna implikasi dari isyarat Fed soal pengurangan aset dan kenaikan suku bunga lebih awal dari yang diharapkan dalam pekan ini.
"The Fed mengirim pesan yang sangat penting, bahwa hari-hari likuiditas berlimpah, berlimpah, dan tidak terbatas akan segera berakhir," kepala strategi FX Westpac Richard Franulovich mengatakan kepada Reuters.
"Kita sekarang dapat melihat titik akhir ke tingkat nol ... dan mereka telah memberi tahu kita dalam bahasa yang sangat sederhana bahwa mereka telah memulai pembicaraan tentang cara memulai pengurangan. Sinyal itu telah memicu posisi dramatis berkurang, karena posisi short dolar didasarkan pada likuiditas tanpa akhir dari The Fed, dan suku bunga nol," tambahnya.
Greenback melonjak di atas rata-rata pergerakan (MA) 200 hari untuk mencapai level tertinggi lebih dari dua bulan di 92,010 sejak keputusan Fed. Ini ditetapkan akan mencatat kenaikan mingguan 1,5%, terbesar sejak September 2020.
"Ketangguhan yang membuat dolar bangkit kembali, sifat impulsifnya, memberi tahu saya bahwa ada perubahan yang menentukan untuk banyak posisi besar dan menggantung... ini adalah pemikiran ulang yang bermakna dan menentukan dalam prospek dolar, hanya dengan sifat aksi harga dalam beberapa hari terakhir,” tandas Franulovich.
Perkiraan Fed, juga dikenal sebagai 'dot plot', menunjukkan bahwa 13 dari 18 anggota dewan kebijakan memperkirakan kenaikan suku bunga pada tahun 2023, dibandingkan dengan 6 sebelumnya. Meskipun plot menjadi prediktor suku bunga yang tidak akurat, deviasi tiba-tiba bisa menyebabkan gelombang kejutan di seluruh pasar.
Investor juga keluar dari obligasi AS, terutama tenor 5 dan . Namun, kurva imbal hasil AS mendatar selama sesi sebelumnya karena beberapa investor tetap berharap bahwa sikap Fed yang lebih hawkish dapat mencegah hiperinflasi.
"Bagi kami, kesimpulan utama itu... adalah gagasan pasar yang terbentuk sebelumnya tentang kerangka waktu tetap untuk pengurangan adalah cara yang salah untuk memikirkannya," kepala global strategi RBC Capital Markets FX Elsa Lignos mengatakan kepada Reuters.
"Mungkin secara kolektif kita membicarakan diri kita sendiri dengan gagasan bahwa The Fed sangat ingin menghindari taper tantrum, sehingga 'mereka akan dipaksa untuk mengikuti' konsensus pasar'. Keputusan menunjukkan bahwa itu salah... diskusi pengurangan,” tambahnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Kembali Naik, Keputusan Hawkish Fed Masih Terasa"
Post a Comment