Oleh Peter Nurse
Investing.com - Dolar Amerika Serikat lanjut naik pada Kamis (18/03) petang. Penguatan indeks ini dibantu oleh lonjakan imbal hasil obligasi AS bahkan setelah Federal Reserve menegaskan kembali tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga dan memproyeksikan pertumbuhan yang kuat untuk negara ekonomi terbesar dunia itu dan Indonesia (BI) pun mengumumkan suku bunga acuan tetap sebesar 3,5%.
Indeks dolar AS lanjut menguat 0,195 di 91,610 pukul 16.04 WIB menurut data Investing.com dan nilai imbal hasil obligasi AS makin melonjak 5,28% di 1,728.
naik 0,26% di 109,12 sebelum memulai pertemuan kebijakan dua hari dan berakhir pada hari Jumat. Laporan pada Kamis pagi menyebutkan BOJ diperkirakan akan sedikit memperlebar kisaran implisit di mana lembaga ini memungkinkan bunga jangka panjang untuk bergerak di sekitar target 0%.
melemah 0,28% di 1,1945 pukul 16.07 WIB dan naik 0,205 di 0,7810.
Ketua Fed Jerome Powell menegaskannya dengan cukup jelas saat ia mengumumkan keputusan kebijakan terbaru bank sentral pada hari Rabu, bahwa Fed akan tetap berpegang pada kebijakan uang mudahnya untuk beberapa waktu, bahkan saat memprediksi penguatan pemulihan ekonomi dan lonjakan inflasi di atas target.
The Fed memproyeksi ekonomi akan tumbuh sebesar 6,5% pada tahun 2021, peningkatan tahunan terbesar PDB sejak tahun 1984 dan peningkatan yang cukup baik dari pertumbuhan sebesar 4,2% yang diproyeksikan hanya tiga bulan lalu. Fed melihat pengeluaran konsumen pribadi inti - ukuran inflasi yang disukai - sebesar 2,2% pada akhir tahun, dan tetap sedikit di atas 2% selama dua tahun ke depan.
Imbal hasil patokan AS naik di atas 1,73%, level tertinggi lebih dari satu tahun, memberikan dukungan untuk greenback setelah komentar dovish dari Powell.
"Empat dari delapan belas anggota FOMC melihat kenaikan suku bunga pada tahun 2022 dibandingkan dengan hanya satu pada bulan Desember," tulis analis Nordea, dalam catatan riset, "yang merupakan cara lain untuk menunjukkan bahwa Fed telah berubah lebih optimis, tetapi mereka tetap sangat berhati-hati dalam hal terdengar hanya bias pengetatan dan konsensus yang jelas masih menahan diri dari mengisyaratkan kenaikan sama sekali."
Sementara, naik tipis 0,02% di 1,3965 pukul 16.13 WIB. (BOE) diperkirakan tidak akan mengubah sikap kebijakan moneternya ketika bertemu pada Kamis nanti, tetapi kemungkinan akan menekankan batasan tinggi untuk pengetatan kebijakan moneter bahkan saat prospek ekonomi cerah.
Di pasar negara berkembang, turun 0,21% di 7,4863 menjelang pertemuan Turki, yang diperkirakan akan menghasilkan kenaikan biaya pinjaman. pun bergerak menguat 0,10% di 14,410.0 per dolar AS hingga pukul 14.58 WIB setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, sementara real Brasil naik tipis 0,03% di 5.5847 setelah bank sentral Brasil menyampaikan kenaikan suku bunga terbesar selama lebih dari satu dekade untuk menjinakkan pergerakan inflasi, naik 75 basis poin menjadi 2,75%, dan menjadi negara G20 pertama yang menaikkan suku bunga tahun ini.
Mayoritas ekonom melihat bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin menjadi 18%, untuk memerangi risiko peningkatan inflasi seiring kenaikan harga minyak dan volatilitas lira yang terjadi baru-baru ini.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS dan Rupiah Menguat, BI Tahan Suku Bunga Acuan 3,5%"
Post a Comment