Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat terus bergerak menguat pada Jumat (12/03) petang di tengah melonjaknya imbal hasil obligasi berusaha kembali ke level tertinggi yang dicatatkan baru-baru ini. Euro dan sterling juga menjadi fokus setelah pertemuan ECB dan rilis data pertumbuhan .
Pada pukul 16.38 WIB, indeks dolar AS kian menguat 0,52% ke 91,890 menurut data Investing.com dan untuk sepekan indeks 0,11%. Adapun nilai yield obligasi AS untuk tenor makin melonjak 4,91% ke 1,602 sampai pukul 16.29 WIB.
terus naik 0,58% di 109,12 dan lanjut turun 0,51% ke 0,7747.
Di tanah air, rupiah ditutup naik tipis 0,07% ke 14.385,0 per dolar AS hingga pukul 14.58 WIB (USD/IDR).
Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang paket stimulus senilai $1,9 triliun pada Kamis malam setempat, sehari setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS memberikan persetujuan akhir, yang berarti dana cek sebesar $1.400 akan dikirim kepada warga Amerika dalam waktu dekat.
Dolar AS, bersama dengan imbal hasil Treasury AS, terus meningkat karena ekspektasi kebijakan moneter longgar Federal Reserve dan stimulus fiskal akan menimbulkan inflasi.
Sementara data minggu ini mengurangi ekspektasi tersebut, angka ketenagakerjaan baru-baru ini mengindikasikan pasar tenaga kerja pulih dengan kuat. minggu lalu tumbuh jauh lebih kuat dari yang diharapkan dan hari Kamis turun ke level terendah sejak pandemi dimulai.
Adapun, melemah 0,56% ke 1,1917 pukul 16.45 WIB setelah Sentral (ECB) mengatakan pada hari Kamis akan mempercepat laju pembelian obligasi darurat selama kuartal berikutnya untuk memerangi kenaikan imbal hasil obligasi Eropa.
“Selama seluruh dana PEPP [Program Pembelian Darurat Pandemi] tidak diperpanjang, dampak negatif pada euro harus dibatasi karena ini hanya mengubah laju pembelian obligasi, tetapi bukan ukuran keseluruhan,” kata analis ING, dalam catatan riset.
Selain itu, masih turun 0,53% di 1,3916 pasca rilis terbaru menunjukkan ekonomi Inggris berkontraksi sebesar 2,9% untuk periode Januari dari Desember lantaran negara kembali menerapkan penguncian virus korona.
Meskipun ini merupakan penurunan yang lebih kecil dari ekspektasi, hal tersebut masih menunjukkan ekonomi 9,2% lebih rendah dari pada Januari tahun lalu.
Bank of England (BOE) pekan lalu menyatakan ekonomi Inggris kemungkinan akan menyusut 4% pada kuartal I tahun 2021 akibat dampak lockdown terbaru Covid-19 dan gangguan perdagangan pasca-Brexit.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Terus Bergerak Naik, Euro dan Pound Kian Melemah"
Post a Comment