Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat melemah tipis pada Rabu (17/03) petang dan trader masih menantikan kesimpulan dari pertemuan dua hari Federal Reserve untuk mendapatkan panduan kebijakan moneter di masa depan.
Pada pukul 16.31 WIB, turun tipis 0,02% di 91,860 menurut data Investing.com seiring kembali meningkatnya nilai imbal hasil obligasi AS tenor sebesar 0,89% di 1,637.
menguat 0,115 di 109,10 pukul 16.33 WIB menjelang of Japan (BOJ) selama dua hari berakhir pada hari Jumat.
naik 0,12% di 1,3904 pukul 16.39 WIB sebelum Bank of England (BOE) pada hari Kamis, sementara turun 0,17% di 0,7732.
Federal Reserve akan mengakhiri dua hari pada Rabu (17/03) malam setempat atau Kamis (17/03) dini hari WIB, dan diharapkan memperbarui perkiraan ekonominya untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat setelah terus berlanjutnya program vaksinasi Covid-19 dan dana stimulus lanjutan senilai $1,9 triliun.
Selain itu, "perubahan substansial dalam nada oleh FOMC tampaknya tidak mungkin muncul dan pasar kemungkinan akan tetap tidak fokus hanya dengan pengulangan janji" lebih rendah untuk lebih lama "(dan QE (Quantitative Easing) berlanjut lebih lama) meskipun prospek pemulihan membaik," urai analis ING dalam catatan riset.
Trader juga akan melihat apakah Fed akan memberikan kecenderungan untuk mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2023, lebih awal dari yang dikatakan sebelumnya.
"Itu kemungkinan akan mengangkat dolar, yang seharusnya melihat kenaikannya terbatas karena tidak ada penyimpangan dari sikap ultra-dovish yang ada saat ini," tambah ING.
Dari dalam negeri, rupiah terus melemah 0,19% di 14.427,5 sampai pukul 14.57 WIB.
Sedangkan, naik 0,08% di 1,1910 pukul 16.45 WIB meski meningkatnya kekhawatiran tentang kebijakan penguncian lanjutan di dan penundaan vaksinasi.
Selasa malam, Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan negaranya telah memasuki gelombang ketiga pandemi Covid-19 seiring meningkatnya rata-rata tujuh hari kasus baru di atas 25.000 untuk pertama kalinya sejak akhir November.
Ini terjadi setelah Prancis, bersama dengan beberapa negara Eropa lainnya, menangguhkan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca, bertentangan dengan saran dari otoritas medis di kawasan itu.
“Ada risiko kepercayaan publik pada vaksin telah dikompromikan, dan ini kemungkinan membebani euro karena kesenjangan vaksinasi antara Uni Eropa dan AS mungkin semakin melebar,” tambah ING.
Selain itu, bank sentral Brasil akan Rabu malam, dan diprediksi akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, menjadi negara G20 pertama yang menaikkan suku bunga tahun ini.
Bank sentral itu diharapkan dapat membendung penurunan yang mendorong inflasi lebih tinggi, setidaknya sebagian, karena nilai bantuan yang telah dihabiskan negara untuk mencoba melindungi ekonominya dari dampak pandemi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Melemah Tipis Jelang Pernyataan the Fed"
Post a Comment