Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat makin bergerak naik pada Selasa (23/03) petang dan fokus kini beralih kepada kesaksian dari kepala Fed Jerome Powell dan Menteri AS Janet Yellen serta apa dampak pernyataan keduanya terhadap imbal hasil obligasi.
Pada pukul 15.00 WIB, indeks dolar AS terus naik 0,26% ke 91,983 menurut data Investing.com. turun tipis 0,05% di 108,78 dan kian turun 0,23% di 1,1904 setelah , negara terbesar di zona euro, melanjutkan kebijakan pembatasannya hingga 18 April, sementara juga terus turun 0,20% di 1,3835.
Di Indonesia, rupiah berakhir menguat tipis 0,03% ke 14.395,0 per dolar AS hingga pukul 14.57 WIB.
Adapun, jatuh 1,42% di 0,7061 pukul 15.03 WIB usai pemerintah Selandia Baru mengumumkan tindakan baru untuk mencoba dan mendinginkan kondisi pertumbuhan cepat harga pasar properti seiring meningkatnya persediaan rumah dan menghapus insentif pajak untuk spekulan. Perkembangan ini menyeret beranjak melemah 0,76% di 0,7686.
Meski begitu, perhatian hari Selasa ini akan tertuju kepada Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen, yang dijadwalkan akan tampil bersama untuk pertama kali di depan Komite Keuangan AS.
Dolar AS telah terapresiasi sekitar 2% bulan ini, sebagian didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS dan ini telah diisyaratkan oleh pejabat Fed bahwa mereka siap untuk menerimanya.
Powell dan Yellen diperkirakan akan ditanyai mengenai respons pandemi dari Departemen Keuangan AS dan Federal Reserve AS, serta potensi risiko dari kebijakan super-longgar the Fed termasuk seberapa jauh imbal hasil obligasi akan naik.
Imbal hasil obligasi AS sepuluh tahun terus turun 1,03% ke 1,665 sampai pukul 14.59 WIB setelah naik di atas level 1,75% minggu lalu.
“DXY [indeks dolar] tetap ditopang sebagian besar oleh sentimen peluncuran vaksin yang lambat dan lockdown baru di - ingat FX Eropa memiliki bobot 77% di DXY. Tapi bisa dibilang DXY seharusnya melakukan lebih baik lagi ketimbang ini lantaran kenaikan 70bp+ dalam imbal hasil AS tahun ini,” tandas analis di ING, dalam catatan riset.
Yang juga menarik minggu ini, departemen keuangan AS akan menjual $60 miliar obligasi tenor dua tahun pada hari Selasa, $61 miliar untuk tenor lima tahun pada hari Rabu dan $62 miliar dari tenor tujuh tahun pada hari Kamis.
Departemen Keuangan AS harusnya menjual banyak obligasi untuk mendanai defisit anggaran yang substansial. Meskipun lelang baru-baru ini berjalan lancar, lelang tenor tujuh tahun senilai $62 miliar, pada akhir Februari silam, mencatatkan rasio permintaan terendah untuk tanggal jatuh tempo tersebut dalam catatan dan mendorong kenaikan besar imbal hasil.
Sementara turun 0,22% ke 7,7793 pukul 15.11 WIB setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggantikan gubernur bank sentral Naci Agbal dengan Sahap Kavcioglu selama akhir pekan.
naik tipis 0,07% ke 6,5118 usai Uni Eropa, , dan Kanada memberlakukan sanksi terhadap para pejabat pada hari Senin atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Uighur di barat laut China.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar Makin Naik Jelang Testimoni Ketua Fed & Menkeu AS"
Post a Comment