Investing.com - Rupiah bergerak naik terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Rabu (06/05) petang. Pembukaan ekonomi sejumlah negara masih menjadi faktor pendorong rupiah menguat di tengah kewaspadaan ancaman gelombang kedua covid-19 jika pelonggaran karantina wilayah tak cermat.
Mengutip data Investing.com, rupiah berakhir menguat 0,23% di 15.045,0 per pukul 14.57 WIB. Selama perdagangan hari ini rupiah bergerak di sekitar level 15.040,0 - 15.125,0. Sementara kurs referensi Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp15.127 per dolar AS atau melemah dari sebelumnya yang sebesar Rp15.104 per dolar AS mengutip CNN Indonesia (06/05).
Pergerakan mata uang Garuda terpantau masih lebih baik dibandingkan mata uang lainnya di Asia yang mayoritas negatif. Won terkoreksi 0,17 persen, ringgit Malaysia 0,31 persen, rupee India 0,17 persen, dolar 0,23 persen.
Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Mayoritas melemah dari mata uang Negeri Paman Sam. Rusia terpantau minus 0,56 persen, franc Swiss 0,28 persen, euro 0,38 persen, dolar Kanada 0,04 persen, poundsterling 0,48 persen, dan dolar 0,11 persen.
Analis juga mengungkapkan sentimen pasar cukup bervariasi beberapa waktu terakhir tambah laporan. Makanya, rupiah tak bergerak banyak sepanjang hari ini. Sejumlah investor justru khawatir ada gelombang kedua penyebaran virus corona secara global jika lockdown dilonggarkan. Begitu pun juga sentimen potensi lanjutan perang dagang AS-Cina.
Sementara Bank Indonesia (BI) tetap yakin nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat ke level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) di akhir tahun 2020 seperti dilansir Kontan Rabu.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pergerakan nilai tukar ini dipengaruhi oleh faktor teknikal jangka pendek, dan faktor fundamental untuk jangka panjang.
Perry menyebutkan, faktor teknikal ikut menggerakkan nilai tukar rupiah dalam seminggu terakhir. Menurutnya, di minggu lalu nilai tukar rupiah mampu bergerak di bawah Rp 15.000 atau lebih tepatnya Rp 14.900 per dolar AS.
Perry bilang pelemahan rupiah bisa jadi imbas dari berita buruk berupa ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan akibat tuduhan Presiden AS Donald Trump tentang sumber virus Covid-19. Selain itu, ada juga berita tentang ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan.
Sedangkan sentimen positif yaitu berita baik berupa pembukaan sejumlah daerah perekonomian di AS dan di benua Eropa.
Perry juga melihat adanya sumber kekuatan lain bagi nilai tukar rupiah, yaitu aliran modal asing. Ia optimistis, setelah wabah Covid-19 ini selesai, akan semakin banyak aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sehingga bisa mendukung nilai tukar rupiah bergerak menguat hingga akhir tahun ini.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Menguat Rabu Petang, Gubernur BI Tetap Optimis Dikisaran 15.000"
Post a Comment