Investing.com - Rupiah berakhir menguat terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (18/05) petang dan pound bergerak naik di tengah buntunya negosiasi Brexit dan ekspektasi suku bunga negatif dari of England (BOE).
Rupiah ditutup naik 0,07% di 14.850,0 per dolar AS sampai pukul 14.57 WIB menurut data Investing.com. Mata uang garuda hari ini bergerak di level 14.840,0 - 14.892,5.
Asal tahu saja, hingga pukul 15.00 WIB mengutip Kontan Senin (18/05), selain rupiah, hanya ada dua mata uang lagi di kawasan Asia yang berada di zona hijau. Sementara mayoritas mata uang lainnya melemah terhadap the greenback.
Baht Thailand menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan setelah naik 0,12%. Thailand sendiri baru merilis data ekonomi kuartal I-2020 yang kontraksi 1,8%. Dolar Singapura juga berada di zona hijau setelah naik tipis 0,05%.
Sementara itu, rupee India menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,45%. Kemudian ada peso Filipina dan dolar Taiwan yang melemah masing-masing 0,31% dan 0,19%. Selanjutnya, ringgit Malaysia dan yuan yang koreksi masing-masing 0,17% dan 0,16%. Yen pun berada di zona merah setelah terdepresiasi 0,12%. Dilanjutkan oleh won dan dolar yang menguat masing-masing 0,11% dan 0,01%.
Sementara itu, pound bergerak naik terhadap dolar dan euro pada Senin (18/05) di tengah buntunya negosiasi Brexit dan ekspektasi suku bunga negatif dari Bank of England (BOE).
Sampai pukul 16.24 WIB, naik 0,09% di 1,2115 dan melemah 0,31% ke 0,8918.
Menurut laporan Financialpost.com Senin (18/05), kepala juru runding Inggris dan Uni pada Jumat lalu memberikan penilaian suram dari putaran terakhir negosiasi Brexit, sementara kepala ekonom Bank of England menolak untuk mengesampingkan kemungkinan suku bunga di bawah nol guna menopang perekonomian negara itu.
Kebuntuan negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa telah meningkatkan prospek tidak akan ada kesepakatan mengenai keluarnya Inggris dari blok itu setelah berakhirnya periode transisi saat ini. Ini menjadi skenario yang akan merusak perdagangan global ketika dunia berupaya mengatasi kejatuhan ekonomi akibat dampak dari pandemi covid-19.
Hal tersebut kembali menambah kemungkinan pemotongan suku bunga di bawah nol karena Inggris menghadapi potensi penurunan ekonomi paling tajam dalam 300 tahun.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Lanjut Menguat & Pound Naik Ditengah Kebuntuan Negosiasi Brexit"
Post a Comment