Investing.com - Rupiah berakhir melemah terhadap dolar pada penutupan perdagangan Kamis (14/05) petang. Pelemahan rupiah ini terjadi pasca pidato Gubernur Sentral AS, Jerome Powell soal ekonomi AS dan bank sentral Bundesbank tidak boleh lagi ikut program pelonggaran ECB selama 3 bulan.
Rupiah ditutup turun 0,13% di 14.885,0 sampai pukul 14.57 WIB menurut data Investing.com. Pergerakan rupiah berada di sekitar level 14.865,0 - 14.947,5.
Begitu perdagangan hari ini dibuka, rupiah langsung melemah 0,27% ke Rp 14.890/US$ seperti dikutip dari CNBC Indonesia Kamis (14/05). Depresiasi bertambah besar hingga 0,47% ke Rp 14.920/US$. Setelahnya rupiah menghabiskan perdagangan di zona merah, sebelum akhirnya berbalik menguat di menit-menit akhir.
Mayoritas mata uang utama Asia memang melemah melawan dolar AS hari ini, rupee India menjadi yang terburuk pada hari ini dengan pelemahan 0,23%. Tetapi posisi tersebut bisa berubah mengingat perdagangan di India dan beberapa negara lainnya masih belum berakhir.
dan kemarin yang sebelumnya sudah "menang" melawan virus corona kini harus kembali siaga akibat adanya penambahan kasus baru. Pemerintah China mengambil langkah tegas dengan menerapkan lockdown di Kota Shulan, Provinsi Jilin.
Sementara itu Korea Selatan melaporkan penambahan 29 kasus. Penyebaran kasus baru di Negeri Ginseng tersebut terjadi di sebuah klub, dan hingga saat ini sudah 131 orang dinyatakan positif yang terkait dengan klub tersebut.
Di AS, Powell mengatakan The Fed tidak memiliki rencana untuk menerapkan suku bunga negatif, tetapi instrument lainnya akan dimaksimalkan. Apalagi, Powell memberikan outlook yang agak suram terkait ekonomi Paman Sam, yang diprediksi membutuhkan waktu lama untuk bangkit.
Selama risiko kesehatan (bahkan kehilangan nyawa) masih tinggi, Powell menegaskan akan sulit bagi dunia usaha untuk menggenjot ekspansi. Akibatnya, penciptaan lapangan kerja menjadi sangat terbatas (bahkan berkurang drastis) sehingga rumah tangga juga mengalami penurunan pendapatan.
Kabar dari mata uang euro diperkirakan akan tetap stabil selama sisa tahun 2020 ini di tengah pemulihan mata uang itu terhadap dolar AS tampaknya tertunda oleh putusan di pengadilan Jerman atas kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) dan akhirnya akan menahan kemampuan bank sentral tersebut untuk sepenuhnya mendukung ekonomi zona euro menurut laporan Poundsterling Live Kamis (14/05).
Pada pukul 16.43 WIB mengutip data Investing.com, turun 0,04% di 1,0812.
Euro melemah setelah pengadilan memutuskan bahwa Bundesbank Jerman tidak akan lagi diizinkan menjadi bagian dari program pelonggaran kuantitatif ECB kecuali ECB mengatasi berbagai masalah utama dalam waktu tiga bulan. Bundesbank menjadi pilar utama pelaksanaan kebijakan ECB yang menyedot miliaran utang pemerintah kawasan euro untuk menjaga ekonomi terus bertahan, tetapi pengadilan memutuskan unsur-unsur program pelonggaran tersebut tidak sesuai undang-undang.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah dan Euro Melemah Pasca Pidato Powell dan Perkembangan Bundesbank"
Post a Comment