Search

Dolar AS Terus Menguat, Kebijakan the Fed Tetap Akomodatif

Dolar AS Terus Menguat, Kebijakan the Fed Tetap Akomodatif © Reuters.

Oleh Peter Nurse

Investing.com - Amerika Serikat terus menguat pada Jumat (09/04) petang pasca pengumuman data pengangguran yang mengecewakan dan Federal Reserve tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengubah sikap kebijakan moneter yang sangat longgar.

Pada pukul 15.37 WIB, indeks dolar AS kian bergerak naik 0,24% ke 92,290 menurut data Investing.com. Indeks telah turun sekitar 0,7% minggu ini, penurunan terbesar sepanjang tahun kalender ini.

beranjak naik 0,30% di 109,57, turun 0,19% ke 1,1889, melemah 0,46% di 0,7617 setelah peringatan dari bank sentral mengenai risiko pinjaman yang berlebih. Dari dalam negeri, rupiah berakhir melemah 0,24% di 14.565,0 per dolar AS hingga pukul 1457 WIB.

Meningkatnya imbal hasil Obligasi di tengah ekspektasi pemulihan ekonomi yang kuat dan peningkatan inflasi akan memaksa Federal Reserve untuk mengendalikan kebijakan moneter yang sangat longgar lebih cepat dari perkiraan semula sehingga menyebabkan kenaikan dolar yang substansial pada kuartal lalu.

Namun, nada ini telah berubah belakangan ini. Angka mingguan pada hari Kamis sebenarnya menunjukkan pengangguran AS tanpa diduga naik minggu lalu, sedangkan pertemuan terakhir bank sentral AS mengindikasikan para pejabat tetap berkomitmen untuk mendukung kebijakan moneter untuk beberapa waktu mendatang.

Ketua Fed Jerome Powell melanjutkan gagasan tersebut pada konferensi Dana Moneter Internasional (IMF) yang berlangsung virtual pada hari Kamis. Ia menyatakan kebijakan tidak akan berubah sampai ada data ekonomi yang kuat yang berkelanjutan, sementara anggota dewan Fed James Bullard mengatakan The Fed seharusnya tidak membahas perubahan sampai pandemi sudah berakhir.

"Kami memperkirakan Fed yang sangat akomodatif pada akhirnya akan membebani USD saat memasuki musim panas," prediksi analis di ING dalam catatan.

Sementara, bergerak turun 0,21% ke 1,3704 pukul 15.46 WIB akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap ketergantungan pada vaksin AstraZeneca (NASDAQ:) untuk melanjutkan program vaksinasi yang sukses.

Sentimen vaksin telah diganggu oleh masalah keamanan di tengah kaitannya dengan masalah pembekuan darah yang sangat langka. Baik regulator medis UE dan Inggris telah menyatakan minggu ini bahwa manfaat obat tersebut masih lebih besar daripada risikonya, tetapi sejumlah negara telah membatasi penggunaannya. Inggris sendiri telah merekomendasikan vaksin lain harus digunakan, jika memungkinkan, bagi orang berusia lebih muda.

"GBP saat ini menjadi posisi spekulatif long terbesar di ruang FX G10 berdasarkan data CFTC," tambah ING, "yang jelas membesar-besarkan [dampak] dari kekhawatiran vaksinasi."

Selain itu, lanjut naik 0,13% di 6,5588 pukul 15.47 WIB setelah merilis data Maret dan sebelumnya. CPI tumbuh sebesara 0,4% tahun ke tahun dan PPI tumbuh 4,4%, tingkat tercepat lebih dari dua setengah tahun.

Disklaimer: Fusion Media would like to remind you that the data contained in this website is not necessarily real-time nor accurate. All CFDs (stocks, indexes, futures) and Forex prices are not provided by exchanges but rather by market makers, and so prices may not be accurate and may differ from the actual market price, meaning prices are indicative and not appropriate for trading purposes. Therefore Fusion Media doesn`t bear any responsibility for any trading losses you might incur as a result of using this data.

Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dolar AS Terus Menguat, Kebijakan the Fed Tetap Akomodatif"

Post a Comment

Powered by Blogger.