Oleh Peter Nurse
Investing.com - Amerika Serikat masih turun pada Rabu (14/04) petang setelah kenaikan tingkat inflasi AS pada bulan Maret dianggap tidak cukup untuk mengubah pendirian kebijakan Federal Reserve.
Pada pukul 15.24 WIB, indeks dolar AS terus turun 0,13% di 91,725 menurut data Investing.com.
turun tipis 0,05% ke 109,00, menguat 0,15% di 1,1964, naik 0,33% di 1,3794 dan naik 0,55% di 0,7680.
Sedangkan rupiah ditutup turun tipis 0,02% di 14.602,5 per dolar AS sampai pukul 14.58 WIB.
AS meningkat sebesar 0,6% di bulan Maret dibandingkan bulan sebelumnya, kenaikan terbesar sejak Agustus 2012, dan naik sebesar 2,6% dari tahun sebelumnya, keduanya di atas 0,1 poin persentase ekspektasi pasar.
Meskipun angka-angka ini di atas ekspektasi konsensus, ada beberapa pihak di pasar yang memperkirakan terdapat kenaikan inflasi yang lebih besar mengingat besarnya permintaan yang terpendam karena stimulus fiskal yang kuat dan program vaksinasi yang berjalan.
Pukul 15.19 WIB, imbal hasil obligasi tenor AS terus menguat 0,68% di 1,634.
Pejabat Federal Reserve telah berulang kali menyatakan bank sentral akan memperlakukan setiap tekanan harga jangka pendek hanya bersifat sementara, dan rilis CPI ini tidak terlihat menekan mereka untuk mulai mengurangi kebijakan moneter ultra-longgar yang telah membantu ekonomi AS mulai pulih dari pandemi.
"Kami juga tidak mengharapkan kenaikan dalam produksi dan biaya perdagangan internasional - terbukti dalam kejutan naik inflasi PPI minggu lalu - untuk memiliki dampak yang berarti pada IHK, dengan biaya tersebut mewakili input yang relatif kecil untuk harga konsumen," tulis analis ABN Amro dalam catatan.
"Dengan demikian, prospek inflasi tetap rendah secara luas, dan kami berharap Fed untuk sepenuhnya melihat melalui pembalikan inflasi ini."
Sementara, terus naik 0,72% di 0,7102 setelah bank sentral Selandia Baru mempertahankan suku bunga resminya tetap dan program pembelian aset stabil sesuai perkiraan.
turun 0,39% di 75,6420 pukul 15.32 WIB usai Presiden AS Joe Biden mengusulkan pertemuan puncak dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menangani serangkaian sengketa dan mencoba untuk mengurangi ketegangan setelah pembangunan militer Rusia di perbatasan Ukraina.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Masih Bergerak Turun Usai Rilis Data Inflasi Cukup Stabil"
Post a Comment