Search

Rupiah Berakhir Melemah, Covid-19 Gelombang Kedua Diantisipasi Pasar

Investing.com - Rupiah sedikit melemah pada penutupan perdagangan Selasa (12/05) petang seiring proyeksi tingkat pengangguran mencapai 12 persen pada tahun ini dan pemerintahan pun menerbitkan aturan antisipasi ekonomi nasional. Dari luar negeri, sentimen covid-19 gelombang kedua masih menjadi sorotan pasar.

Rupiah ditutup turun 0,07% di 14.905 hingga pukul 14.58 WIB menurut data Investing.com. Sementara kurs referensi Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.978 per dolar AS atau melemah dari Rp14.936 per dolar AS pada Senin (11/5) seperti dikutip CNN Indonesia.

Rupiah melemah bersama won minus 0,37 persen, dolar minus 0,03 persen. Sedangkan dolar stagnan dari dolar AS. Sisanya, mata uang Asia berada di zona hijau. India menguat 0,31 persen, baht Thailand 0,24 persen, yen 0,12 persen, yuan 0,11 persen, ringgit Malaysia 0,07 persen, dan peso Filipina 0,01 persen.

Mata uang utama negara maju bergerak variasi, di mana rubel Rusia menguat 0,24 persen, euro 0,14 persen, dan franc Swiss 0,14 persen. Namun, poundsterling melemah 0,1 persen, dolar Kanada minus 0,07 persen, dan dolar minus 0,01 persen.

Analis pun menilai pelemahan nilai tukar rupiah terkena sentimen proyeksi tingkat pengangguran dari pemerintah mencapai 12 persen pada tahun ini. Proyeksi ini kemudian membuat pemerintah menerbitkan aturan antisipasi ekonomi nasional.

Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Negara untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 dan/atau Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan atau Stabilitas Sistem Keuangan Serta Penyelamatan Ekonomi Nasional.

Pelaku pasar keuangan kemudian merespons upaya pemulihan ekonomi nasional dalam aturan baru itu. Diantaranya, pemerintah akan menggelontorkan Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN, menempatkan dana khusus di bank, peningkatan investasi, dan penjaminan langsung melalui badan usaha yang ditunjuk.

Sementara sentimen dari luar negeri, analis mengungkapkan pergerakan rupiah dipengaruhi  kekhawatiran pasar terhadap serangan gelombang kedua pandemi COVID-19 mengutip laporan ANTARA Selasa. Selain itu, kabar berpengaruh dari Presiden AS Donald Trump mengesampingkan negosiasi perjanjian dagang yang sudah ditandatangani dengan China. Bahkan dalam konferensi persnya, ia berujar sudah tak tertarik melakukan itu lagi.

Pernyataan Trump tersebut membuat proses perdamaian perang dagang terancam. AS dan China sebelumnya terjebak perang tarif selama dua tahun lebih dan saat itu ekonomi dunia sangat terpengaruh oleh pertikaian kedua negara.

Sementara itu, data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyebutkan jumlah pasien COVID-19 di Negeri Paman Sam itu per 10 Mei mencapai 1,3 juta orang, naik 2,09 persen dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Klab malam di Itaewon menjadi klaster baru penyebaran COVID-19 di Korea Selatan. Jumlah konfirmasi positif COVID-19 yang terkait dengan klab malam itu naik menjadi 86 orang.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Rupiah Berakhir Melemah, Covid-19 Gelombang Kedua Diantisipasi Pasar"

Post a Comment

Powered by Blogger.