Oleh Peter Nurse
Investing.com - Dolar Amerika Serikat bergerak menguat pada Kamis (28/01) petang, melanjutkan kenaikan sesi sebelumnya sejalan dengan langkah trader ingin lebih menghindari aset risiko setelah pasar saham mengalami kemerosotan hari ini.
Pada pukul 15.33 WIB, indeks dolar AS naik tipis 0,08% di 90,713 menurut data Investing.com. menguat 0,21% di 104,31 dan terus melemah 0,27% di 1,3650 setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengisyaratkan bahwa kebijakan pembatasan negara tersebut yang berlangsung saat ini untuk memerangi virus korona bisa berlanjut hingga Maret.
Adapun juga turun 0,67% di 0,7611 dan rupiah berakhir melemah 0,25% di 14.070,0 per dolar AS hingga pukul 15.36 WIB ().
Indeks utama di Wall Street mencatatkan penurunan terbesar satu hari dalam tiga bulan selama sesi sebelumnya. Dana lindung nilai pun melikuidasi posisi untuk meningkatkan likuiditas setelah menderita kerugian pada posisi short di saham lain di tengah pembelian ritel yang sangat spekulatif.
Ini membantu meningkatkan permintaan safe haven untuk mata uang AS.
Yang juga membantu adalah nada yang lebih pesimis dari Federal Reserve AS saat menutup pertemuan kebijakan pertamanya di era Biden. sentral itu mengisyaratkan kekhawatiran tentang laju pemulihan ekonomi.
“Penilaian yang sedikit lebih suram dari Fed menegaskan kembali pandangan kebijakan stabil dalam beberapa bulan mendatang,” kata analis di ING, dalam catatan riset.
“Namun, jika program vaksinasi mendapatkan momentum dan belanja konsumen melonjak tajam setelah pembukaan kembali, pengurangan QE akan semakin menjadi tema pasar.”
Perhatian akan beralih kepada pembacaan awal AS pada kuartal IV, yang akan diumumkan pada pukul 8:30 ET (1330 GMT), untuk mengukur sejauh mana perlambatan di ekonomi terbesar dunia itu pada akhir tahun lalu.
Sedangkan turun 0,10% di 1,2096 pukul 15.40 WIB setelah anggota ECB melontarkan gagasan pemotongan suku bunga untuk mengekang kekuatan mata uang tersebut yang terjadi baru-baru ini.
Level pergerakan euro "adalah sesuatu yang tentu saja kami pantau dengan sangat, sangat hati-hati," Klaas Knot, yang mengepalai bank sentral Belanda, mengatakan dalam wawancara Bloomberg TV pada hari Rabu. “Itu salah satu faktor, bukan faktor eksklusif, tapi salah satu faktor yang kami perhitungkan saat sampai pada penilaian kami tentang ke mana arah inflasi.”
Meskipun euro telah melemah pada Kamis, nilainya naik hampir 9% terhadap dolar tahun lalu, peningkatan angka tahunan terbesar sejak 2017.
Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Lanjut Menguat, Aksi Jual Saham Dorong Penghindaran Risiko"
Post a Comment