Oleh Peter Nurse
Investing.com - Dolar Amerika Serikat beranjak naik pada Rabu (03/02) petang terutama terhadap euro lantaran trader kembali mengkhawatirkan keadaan pemulihan pandemi di .
Pada pukul 17.28 WIB, indeks dolar AS makin menguat 0,23% ke 91,230 pukul 17.29 WIB menurut data Investing.com. Adapun rupiah ditutup menguat 0,11% ke 14.005,0 per dolar AS hingga pukul 14.58 WIB ().
melemah 0,22% di 1,2016, naik tipis 0,09% di 105,07, melemah 0,20% di 1,3638 dan menguat 0,18% di 0,7620.
pada hari Selasa menunjukkan produk domestik bruto di 19 negara yang berbagi euro turun 0,7% kuartal ke kuartal pada kuartal terakhir 2020, menjadi 5,1% penurunan tahun ke tahun.
Di atas perkiraan awal ini menunjukkan bahwa kawasan itu sedang menuju penurunan lainnya, kemungkinan penurunan yang lebih tajam pada kuartal I tahun ini akibat tindakan penguncian yang diperpanjang untuk memerangi virus.
Amerika Serikat mencatatkan tahunan sebesar 4,0% pada kuartal terakhir tahun lalu, dan pada hari Selasa Kongres AS melakukan langkah pertama untuk meloloskan paket stimulus Presiden AS Joe Biden senilai $1,9 triliun.
Awal pekan ini, Kantor Anggaran Kongres AS memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pulih "dengan cepat" dan PDB diperkirakan akan kembali ke angka sebelum pandemi pada pertengahan 2020.
Pemerintahan Presiden Biden telah membuat kebijakan untuk menaikkan tingkat vaksinasi bagi populasi warganya di mana lebih dari 33 juta suntikan telah diberikan. Di Eropa, hanya yang dapat bersaing dengan angka tersebut dan banyak negara-negara di benua Eropa masih berusaha untuk mengatur peluncuran vaksin yang stabil.
“Konsensus awal tahun dari penurunan dolar yang luas sepertinya akan menjadi tantangan lebih lanjut pada kuartal ini. Mutasi virus, peluncuran vaksin yang tidak merata, dan pasar aset yang bergelombang semuanya mengarah ke periode volatilitas daripada reli dalam aset berisiko,” kata analis di ING, dalam catatan riset.
Analis of America (NYSE:) juga melihat kembalinya fokus pada fundamental, termasuk kenaikan imbal hasil Obligasi AS, akan meningkatkan cadangan mata uang dunia itu.
"Pergeseran faktor memberikan dukungan untuk rise kami bahwa memperbaiki fundamental AS akan memberikan tekanan bagi dolar AS, meningkatkan risiko reli saat tahun berjalan," tambah BofA, dalam catatan riset.
Sementara, naik 0,10% di 6,4614 setelah data ekonomi menunjukkan sektor jasa tumbuh pada laju paling lambat dalam sembilan bulan di bulan Januari karena dampak wabah kasus Covid-19 di negara tersebut memengaruhi sentimen konsumen.
bulan Januari berada di posisi 52, di atas level 50 yang menunjukkan ekspansi, tetapi masih turun dari 56,3 di bulan Desember.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dolar AS Makin Menguat, Ekonomi Eropa Alami Kontraksi"
Post a Comment