Search

Dolar AS 'Senggol' High 2 Bulan, Sterling Remuk karena Brexit

© Reuters.  © Reuters.

Investing.com - Dolar menyentuh tingkat tertinggi dalam dua bulan di awal perdagangan Eropa Senin, dan melesat naik terhadap pound Inggris yang berada di bawah kejutan baru atas meningkatnya kekhawatiran Brexit "keras".

turun ke level terendah hampir tiga tahun terhadap dolar setelah Michael Gove, seorang tokoh senior dalam pemerintahan baru, menulis bahwa sekarang ada hal yang "sangat nyata" kemungkinan Inggris tersingkir dari Uni Eropa pada 31 Oktober tanpa ada aturan transisi untuk melindungi ekonomi.

Sebaliknya, Perdana Menteri Boris Johnson telah mengatakan berulang kali selama kampanye kepemimpinannya baru-baru ini bahwa hanya ada "satu peluang dalam sejuta" Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa sebuah kesepakatan transisi, meskipun mengatakan bahwa kesepakatan yang dibuat oleh Theresa May telah "mati”dan meskipun waktu yang tersedia kurang untuk menegosiasikan hal yang baru sebelum batas waktu.

Pada pukul 14.50 WIB, pound berada di $1,2339, tepat di atas level terendah intraday di $1,2335, dan merupakan tingkat terendah Oktober 2016. juga mendorong di atas 90 pence untuk pertama kalinya dalam tiga minggu berada di 0,9012 GBP.

, yang melacak greenback terhadap sejumlah mata uang, berada di 97,828, hanya lima tick di bawah tertinggi intraday, dan mengkonsolidasikan kenaikan yang dibuat pada hari Jumat menyusul data produk bruto yang sedikit lebih besar dari perkiraan untuk kuartal kedua.

Terpisah dari kelemahan Sterling, para pedagang sebagian besar puas sebelum pertemuan kebijakan dan pekan ini.

Angka-angka PDB menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh pada laju tahunan sebesar 2,1% dalam tiga bulan hingga Juni, penurunan yang kurang dramatis daripada yang dikhawatirkan. Akibatnya, peluang pemotongan setengah poin dari The Fed, daripada konsensus 25 basis poin, tampaknya telah menyusut.

"Saat perselisihan perdagangan antara AS dan China masih jauh dari kata selesai dan harapan pertumbuhan global telah jatuh sejak awal tahun, The Fed mungkin akan memilih untuk melakukan pemotongan suku bunga secara hati-hati, untuk menstabilkan angka pertumbuhan dan inflasi," Frank Haeusler, kepala strategi di Vontobal Asset Management, mengatakan dalam sebuah catatan kepada klien.

Haeusler juga mencatat bahwa The Fed bisa memajukan jadwalnya untuk mengakhiri proses pengurangan neraca hingga akhir musim panas, sebuah proses yang memperketat likuiditas dolar yang semua hal lain dianggap sama.

Hari ini, melemah tajam dalam malam perundingan perdagangan baru dengan AS. Perkembangan ini terjadi usai tekanan baru dari Presiden Donald Trump, yang memulai upaya pada akhir pekan untuk membuat China dirancang ulang sebagai negara industri oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Langkah itu akan mengakhiri beberapa hak istimewa yang dinikmati di bawah aturan yang ada saat ini sebagai negara berkembang.

Pada penutupan di China, dolar berada pada 6,8895 yuan, turun dari tingkat tertinggi intraday 6,8959 yang merupakan level tertinggi dalam tiga minggu.

Disklaimer: Fusion Media would like to remind you that the data contained in this website is not necessarily real-time nor accurate. All CFDs (stocks, indexes, futures) and Forex prices are not provided by exchanges but rather by market makers, and so prices may not be accurate and may differ from the actual market price, meaning prices are indicative and not appropriate for trading purposes. Therefore Fusion Media doesn`t bear any responsibility for any trading losses you might incur as a result of using this data.

Fusion Media or anyone involved with Fusion Media will not accept any liability for loss or damage as a result of reliance on the information including data, quotes, charts and buy/sell signals contained within this website. Please be fully informed regarding the risks and costs associated with trading the financial markets, it is one of the riskiest investment forms possible.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Dolar AS 'Senggol' High 2 Bulan, Sterling Remuk karena Brexit "

Post a Comment

Powered by Blogger.